Erma Novitasari, mungkin tak pernah mengira di usia nya yang terbilang masih muda dia harus hidup menjadi seorang janda untuk menghidupi kedua anaknya. Tapi inilah jalan hidup Erma Novitasari, wanita 30 tahun, yang harus berangkat subuh demi tidak terlambat sampai kantornya.
Di rumah orang tua nya, Erma tinggal dengan kedua orangtua beserta adik bungsu dan kedua anaknya. Untuk beraktivitas di rumah itu, dia harus berbagi tempat tidur dengan anak serta adiknya. Kurangnya ruang kamar yang ada di dalam rumah nya yang kecil itu memaksa Erma harus tidur saling berhimpitan.
Beginilah mbak. Kalau saya tidur setiap hari seperti ikan pepes," ungkap Erma saat ditemui, kemarin.
Erma Novitasari diketahui menjanda sejak anak pertamanya berumur 5 tahun. Dan sekarang anaknya yang pertama sudah berumur 11 tahun dan anak kedua nya berumur 3 tahun, dia mengaku harus banting tulang demi menghidupi anak nya dan juga keluarga nya. Karna kedua orangtua nya sudah tua dan sering sakit – sakitan.
"Selama ini demi membantu perekonomian keluarga saya hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah kantor swasta karna saya hanya mempunyai ijazah smp,"kata Erma.
Menurutnya, dia terpaksa harus bangun pagi demi tidak terlambat untuk sampai ke kantornya. Bahkan, di saat kondisi cuaca yang sedang hujan deras dia harus tetap berangkat tepat waktu demi gaji nya tidak di potong karna kalau ia terlambat datang akan di potong gaji. Begitupun, Erma tak mengapa. Dia mengaku bersyukur dengan keadaan yang dialaminya karena tidak jarang ada saja tetangga yang menawarkan bantuan untuk mengantar nya karna lokasi kantor tetangga nya searah dengan kantor nya. Meski hidup dengan segala kekurangan, dia senantiasa berdoa.
"Saya selalu bilang kepada Sang Khalik, Ya Allah terimakasih atas pertolongan-Mu. Saya terharu, masih ada orang-orang baik yang menolong saya. Saya doakan
semoga Allah SWT. senantiasa menolong dan melancarkan rezeki orang-orang yang dengan ringan menolong saya," ungkapnya.
Saat mengucapkan itu, air mata terlihat mengalir di pipinya. Erma terlihat sedih, tapi dia tetap mampu bersyukur. Saat ini, Erma mengaku punya kekhawatiran tambahan. Sebab lokasi kantornya yang berada di Jakarta selatan, sedangkan rumah nya di Jakarta utara. Dia mengharapkan bisa mendapatkan pekerjaan yang dekat. Karena lokasi kantornya yang terbilang cukup jauh dari rumah.
"Saya inginnya kalau bisa mendapat kantor yang tidak terlalu jauh. Supaya biaya transportasi nya pun tidak besar dan bisa memenuhi kebutuhan anak-anak dan orang tua nya sehari-hari. Yang penting tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal. Saya berdoa semoga keinginan saya terkabul," ujar Erma.(*)
Penulis: Clara Vanessa, Mahasiswa Semester III FIKom UBHARA.