Lihat ke Halaman Asli

Citra Sonia

UIN Walisongo Semarang

Mengulik Strategi Kultural Dakwah Walisongo Melalui Webinar KKN RDR

Diperbarui: 7 November 2021   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah 77 Kelompok 103 UIN Walisongo Semarang menggelar webinar pendidikan dan dakwah keagamaan berbasis walisongo secara virtual melalui Zoom Meeting, Rabu (03/11/2021). Webinar tersebut mengusung tema “Mengulik Strategi Kultural Walisongo dalam Membangun Masyarakat Muslim.” 

Menurut Aldi, selaku koordinator kelompok dalam sambutannya menuturkan alasan pemilihan tema tersebut yaitu perlu adanya pemahaman mengenai cara berdakwah yang sesuai dengan kondisi masyarakat.

Acara tersebut dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Eka Vasia Anggis, M.Pd dan Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah UIN Walisongo, Dr. Agus Riyadi, M.SI. sebagai pemateri. 

Bu Eka memberikan sambutan sebagai pembuka acara dengan menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus sedikit membahas mengenai “beberapa faktor yang mempengaruhi kesuksesan walisongo dalam berdakwah pada masa itu diantaranya melalui strategi kultural dan kerjasama dengan kerajaan-kerajaan yang berkuasa.”

Materi yang disampaikan oleh pak Agus dimulai dengan memaparkan bahwa “dakwah adalah suatu kegiatan yang mendorong manusia untuk berbuat baik. 

Terdapat tiga strategi dalam berdakwah menurut Islam, yaitu mauidzoh hasanah, bil hikmah, dan berdebat dengan cara yang baik seperti yang telah disebutkan dalam QS. An-Nahl:125.”

Pak Agus juga menyampaikan bahwa “Pada masa itu, walisongo berdakwah melalui strategi kultural yaitu strategi berdakwah yang menyesuaikan kondisi masyarakatnya. 

Dakwah walisongo dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu observasi untuk menggali masalah-masalah serta kebutuhan masyarakat dan mengetahui metode serta media yang akan digunakan dalam berdakwah. Langkah kedua yang dilakukan yaitu aksi berupa pendekatan kepada tokoh masyarakat. 

Tahapan terakhir yaitu evaluasi terhadap aktivitas dakwah yang telah dilakukan. Tahapan dakwah inilah yang membedakan cara berdakwah walisongo dengan kebanyakan pendakwah pada saat ini. 

Mulai dari tidak dilakukannya tahapan obsevasi sehingga materi, media, dan metode yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi masyarakat. Selain itu, tahapan evaluasi juga sering tidak dilakukan oleh pendakwah masa kini.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline