(Zara)
Terkadang kita tak menyadari apa yang kita miliki, dan mengabaikannya hanya untuk menyesali sesuatu yang dulu pernah pergi
***
Terlalu jauh memandang masa lalu membuatku melupakan apa yang sedang ada di hadapanku, kupertaruhkan kenyataan dalam genggaman demi sebuah kenangan, namun apa yang kudapatkan? Aku kembali lagi disadarkan, diberi teguran agar aku kemabli kepada hal yang seharusnya kujalani, dan hari ini… aku tak mampu membawanya kembali, dalam hatinya aku tau dia tak menyimpan benci, tetapi… itu hanya jalan yang dia pilih, dan kurasa memang itulah yang terbaik.
“Mama, menyayangimu” aku membisiki Aimee yang meringkuk seperti bayi rapuh dalam pelukanku, ya Tuhan begitu cepat waktu berlalu, dan telah banyak hal yang kulewati tanpa pernah kuketahui; apa yang diinginkan putriku? Apa yang diharapkannya dariku? Sungguh aku lupa dan tak pernah memikirkannya, betapa berdosanya aku.
Tapi tak ada waktu lagi untukku menyesali. Sekarang putri kecilku yang dulu lebih sering kuabaikan berada dalam pelukanku. Begitu lupanya aku pada kewajibanku. Mengapa pikiranku selalu tertuju pada semua yang telah berlalu?
Dan sekarang tak ingin terjebak dengan pemikiran yang palsu, hadapi apa yang ada dalam tanganku, masa laluku kelabu dan takkan kubiarkan masa laluku menjadi biru, harus ada langkah baru, untuk hidupku, dan keluargaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H