Lihat ke Halaman Asli

[MPK] Broken Hearted Diaries: Patah High Heel Versus Patah Hati

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ternyata patahnya hak Manolo Blahnik lebih menyakitkan daripada patah hati! Tapi setidaknya aku mendapat pelajaran penting hari ini; jangan pernah memakai high heels baru-mahalmu untuk masuk kebun! Sebagai sekretaris di sebuah Perusahaan asing pengolah minyak jarak, hari ini mau tak mau aku harus ikutan panen, well sebenarnya nggak ikut panen sih, cuma mendampingi Mr. Yamane yang tampangnya mirip Conan Edogawa versi 60 tahun, melihat-lihat proses panen yang dilakukan para petani yang bekerjasama dengan perusahaan kami,. Aaaaaaaaaaaaaaaarrrrrgggghhht seandainya ini bukan karena loyalitas pada Perusahaan, aku takkan pernah mau menginjakkan kaki di sana, dan mengenakan sandal jepit kebesaran berwarna orange norak milik Pak Tani yang bersedia telanjang kaki supaya kaki cantikku tidak kotor, seharusnya aku bersyukur, tapi….aku baru tau ternyata iklan salah satu permen Mint itu boong! Karena kamu nggak bakalan semudah itu mematahkan hak sepatumu yang lain kayak diiklan itu, kamu sudah terlalu sedih kehilangan satu hak sepatumu, dan tidak akan bisa membayangkan kehilangan hak yang lainnya lagi, lagipula nggak ada cowok keren di sekelilingku.Huh!

Kupikir patahnya hak sepatuku adalah tragedi terbesarku hari ini, tapi ternyata ada tragedi lebih parah lagi, apakah aku harus menangis? Tapi sebelumnya mungkin aku harus menarik lagi kata-kataku, yeah, mulai sekarang aku takkan pernah bilang bahwa patahnya hak sepatu mahal baruku adalah hal yang sangat menyakitkan dibanding patah hati, aku mungkin saja mengalami kekesalan-penyesalan permanen gara-gara sepatu sial itu, tapi aku nyaris pingsan, shock dan kehilangan kata-kata ketika sebuah undangan norak berwarna ijo pupus nangkring di mejaku yang teratur, rapi, dan elegant, apalagi undangan itu …sulit untuk kukatakan, mempelai cowoknya memiliki nama yang sama dengan pacarku, yeah dan dia memang pacarku, atau sekarang tidak lagi berstatus sebagai pacarku, karena dua hari lagi dia akan berstatus suami orang, suami dari seorang wanita dengan selera norak (nilai saja dari undangannya!) Mungkin patahnya hak sepatuku adalah pertanda bahwa aku akan patah hati, tapi seandainya boleh meminta, aku lebih memilih pertanda yang lain, misalnya pensil patah atau kaki meja kantor yang patah. Tapi Manolo Blahnik yang patah, itu adalah harga yang harus dibayar mahal untuk sebuah pertanda, sial!

“Your life is full of Drama, C” bukannya menghibur Lulu sahabatku malah menganggap aku sok dramatis

“I am a drama queen! Remember?” teriakku dalam nada tinggikarena luapan emosi sambil curi-curi pandang ke arah cermin yangberada di balik punggung Lulu untuk mengecek apakah mascara dan eye liner-ku meleleh, katanya sih water proof, tapi aku tak mau percaya begitu saja, kosmetik juga bisa sama menipunya dengan cowok yang pernah bilang bahwaYou are the most beautiful girl in the world, I'm madly in love with you and it's not because of your brains or your personality”. Semoga saja calon istrinya adalah cewek buruk rupa dengan otak dan kepribadian lebih buruk lagi, dan alasan mantan pacarku menikahinya adalah karena dia terlalu kasihan pada cewek itu, karena kalo bukan dia yang akan menikahinya, siapa lagi???? yeah setidaknya aku lebih baik, aku punya tampang cantik, tapi bukan berarti aku nggak punya otak atau aku punya masalah dengan kepribadian, mantan pacarku memang memiliki selera humor yang payah, kita anggap saja begitu!

WellLu, kalo elo jadi gue, apa yang bakal elo lakuin? Terpuruk dalam kesedihan atau elo bangkit, menguatkan hati, dan mengangkat dagu tinggi-tinggi untuk menghadiri pernikahan mantan pacarmu?”Aku bertanya ragu.

“Kalo itu pertanyaan dari orang kayak Elo, Cilia sayang, jawabannya udah pasti elo bakalan datang kesana dengan dagu yang terangkat tinggi plus gandengan yang mana yang harus elo pilih yang bakal elo ajuin jadi pertanyaan kedua!”

“Yeah, sebenernya gue pengen tanya, harusnya gue ngajak Djevan ato Mr.Yamane Junior ke pesta pernikahan bego itu? Gue yakin si bego yang ninggalin gue itu bakal nyesel!” kataku berapi-api.

Lulu memutar bola matanya dengan kesal, tidakkah dia prihatin dengan apa yang kualami, huh! Kadang dia bukan teman yang baik! ”Wake up C! berhentilah bersikap kayak cewek Matrealistis-Munafik-Hedonis!, bukan tipe itu yang ingin dibawa pulang cowok buat jadi istrinya!”

Lulu pun berlalu meninggalkan aku yang berusaha berpikir tentang apa yang baru saja dikatakannya.

Penulis: Rahmad Nuthihar + Delicia + Citra Rizcha Maya + Ratna Hermawati (N0.125).

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Malam Prosa Kolaborasi yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke sini : Hasil Karya Malam Prosa Kolaborasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline