PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MULTIKULTURAL DI KALANGAN SISWA
Oleh: Citra Gita Syawal
Email: citragitaa@gmail.com
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan berbagai macam suku dan etnis yang terbesar di seluruh pelosok negeri. Seperti suku Baduy, Jawa, Dayak, Betawi, Padang, Toraja, China, Arab, Cirebon, Banjar, Bali, Banten, Melayu, dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa Indonesia memiliki kemultikulturalan yang beragam. Keberagaman tersebut tetntunya menciptakan suatu kondisi kehidupan yang kompleks dan dinamis dimana masyarakat seharusnta memiliki sikap saling toleransi dan saling menghargai untuk menjaga keharmonisan kehidupan bermasyarakat.
Berbagai macam krisis multidimensi yang ada di Indonesia, diakui atau tidak merupakan bagian dari masalah kultural yang salah satu penyebab adanya diskriminasi, ketidakadilan, kecurigaan, dan berbagai pelanggaran HAM, tetapi menjadi kekuatan untuk membangun kebersamaan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mendorong kesadaran multikultural adalah melalui pendidikan. Dengan penerapan pendidikan multikultural, diharapkan para guru mampu mendorong peserta didik untuk memiliki kesadaran dan pemahaman untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, demokrasi, kemanusiaan dan pluralisme dalam pergaulan di tengah realitas kebangsaan kita yang penuh dengan kebhinekaan (Masamah & Zamhari, 2016).
Keberagaman adat istiadat di Indonesia menciptakan multikulturalisme yang berbasih kearifan lokal masing-masing daerah. Namun, tidak hanya dari faktor kebudayaan, usia, bahasa, dan lain-lain. Dengan adanya hal tersebut diharapkan masyarakat dapat menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai dengan kesadaran lingkungan multikultural sehingga tercipta suatu kehidupan yang damai dan harmonis.
Namun, pemahaman masyarakat mengenai betapa pentinnya nilai-nilai kearifan lokal masih sangat kurang. Masyarakat belum sadar akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan cenderung tidak terlalu memprioritaskan hal tersebut. Minimnya pemahaman tentang nilai-nilai kearifan lokal berpotensi dapat memicu suatu masalah seperti konflik ras. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang telah diuraikan tersebut dapat melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan serangkaian upaya pembentukan sikap dan perilaku masyarakat yang bertujuan untuk membentuk pribadi, kepribadian, dan budi pekerti yang baik.
Pendidikan multikultural merupakan serangkaian proses yang mengembangkan potensi manusia secara maksimal, sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah serta menghargai heterogenitas dan pluralisme akibat keberagaman agama, ras, suku, dan budaya. Pendidikan multikultural secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu Prakarsa, atau serangkaian inisiatif yang dilakukan suatu sekolah untuk menyadarkan warga sekolah akan pentingnya mengetahui perbedaan budaya yang ada disekitarnya. Selain itu, sekolah berperan sebagai mediator untuk menyadarkan warga sekolah akan pentingnya saling toleransi antar sesama umat beragama dan toleransi terhadap perbedaan suku, bahasa, budaya, dan ras.
Pendidikan multikultural memiliki keutamaan pada kemampuan menghargai perbedaan budaya. Maka dari itu, diperlukan pendidikan holistik yang memberikan pembelajaran kepada siswa untuk dapat berpikir secara analisis serta mampu berkolaborasi atau bekerjasama dengan teman sejawat untuk menyamakan pandangan terhadap budaya. Hal itu diwujudkan melalui pendidikan multikultural yang memiliki peran besar untuk menjaga dan menumbuhkan rasa nasionalisme.
PEMBAHASAN