Lihat ke Halaman Asli

Upaya Penanggulangan Sedimentasi Sungai dan Danau di Indonesia

Diperbarui: 3 Mei 2018   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sungai ciliwung yang mengalami betonisasi sumber : unatma.com

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ekosistem dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Salah satu ekosistem yang dipelajari dalam ekologi adalah ekosistem perairan. Di perairan, terdapat masalah yang dapat mengganggu  jalannya ekosistem yaitu sedimentasi.  Sedimentasi adalah proses mengendapnya material organik di dasar perairan karena terbawa air atau angin.  Wilayah perairan yang rentan terjadi sedimentasi adalah sungai dan danau. Dampak yang paling besar dari sedimentasi adalah terjadinya pendangkalan sungai atau danau yang menyebabkan banjir.  

Sedimentasi pada perairan terjadi karena erosi pada tepi sungai atau danau. Tanah dan material organik lainnya masuk ke aliran sungai yang menyebabkan terjadinya pengendapan di dasar sungai. Hal itu terjadi karena saat ini vegetasi di tepian hulu sungai semakin sedikit karena adanya degradasi hutan dan betonisasi. Sehingga kemampuan tanah untuk menyerap air hujan menjadi menurun dan mengakibatkan erosi. Pendangkalan sungai yang membuat aliran sungai menjadi lebih deras sampai ke hilir. Hal tersebut membuat peningkatan debit air sungai dan berpotensi menyebabkan banjir.

Sebagian besar sungai di Indonesia sudah mengalami sedimentasi. Hal tersebut juga terjadi di sungai besar yang melalui Provinsi DKI Jakarta yaitu sungai Ciliwung. Pada daerah hulu sungai ciliwung di Kabupaten Bogor, terjadi degradasi hutan menjadi pemukiman dan industri. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya vegetasi yang ada di daerah tepi sungai sehingga kemampuan infiltrasi tanah berkurang. Padahal Kabupaten Bogor memiliki curah hujan yang lebih tinggi sehingga air hujan langsung masuk ke sungai dan menyebabkan erosi. 

Danau di Indonesia juga mengalami sedimentasi.  Penyebabnya sama seperti pada sedimentasi sungai yaitu terjadinya degradasi hutan di tepian danau.  Danau merupakan ekosistem perairan yang tidak mengalir.  Sedimenatasi pada danau berakibat lebih buruk daripada sungai karena dapat menyebabkan ekosistem tersebut hilang dan menjadi daratan.  Hilangnya ekosistem tentu saja dapat memusnahkan organisme yang ada di dalamnya sehingga ekosistem menjadi terganggu dan rusak.

Revitalisasi danau Sunter, Jakarta Sumber : kumparan.com

Dalam kunjungan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia ke Sekretariat Sekolah Sungai Ciliwung, Usman (Ketua Komunitas Pecinta Ciliwung) menyampaikan beberapa cara untuk mengurangi dampak sedimentasi.  Komunitas Pecinta Ciliwung memiliki beberapa program kerja yang dapat memulihkan fungsi bantaran sungai sebagai daerah resapan.  Program tersebut di antaranya membuat Urban farming di lereng sungai untuk meningkatkan kemampuan tanah meresap air.  Program lain adalah pembuatan lubang biopori sebagai tempat peresapan air.  

Untuk masalah sedimentasi yang terjadi di danau, upaya pemerintah yang umum dilakukan adalah pengerukan danau. Hal tersebut sudah dilakukan di beberapa danau salah satunya danau Sunter, Jakarta. Pengerukan danau bertujuan untuk merevitalisasi fungsi danau tersebut menjadi danau resapan dan pengendali banjir. Namun hal tersebut masih kurang efektif karena dampak sedimentasi seperti banjir masih terjadi.

Upaya yang paling efektif untuk sedimentasi pada sungai dan danau adalah membenahi daerah tepi danau atau sungai dari hulu sampai muara. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pembenahan tidak bisa dilakukan hanya di satu titik saja. Reboisasi dan pembuaatan biopori saja sudah efektif jika terjadi kerjasama dan komitmen antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat yang baik. 

Sumber : dokumentasi pribadi

Sumber : dokumentasi pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline