encurahkan setiap apa yang aku sapa dalam rentang waktu yang sempat aku pijak. Menuturkan huruf yang melambangkan suara diri. Menuntun kedua tangan agar memenuhi keinginannya.
Saat ini aku senang menulis, mSyukur, ribuan ucap yang terpendam dalam sukma ini. Kadang aku menggerutu atas sesuatu yang menjadi alasan pada sela kehidupan. Ternyata selesa tanah ini belum aku sentuh, malu rasanya.
Karsa, nyawa napasku. Tanpanya lesu, tak ada rasa cinta. "Goresan makna yang terkandung dalam cerita ini mungkin aku saja yang mengerti", abaiku.
Beberapa raga menjadi juangku dalam meniti ruang dan waktu. Manfaat yang menjadi komitmen patut aku rawat. Hingga nanti tulisan ini akan tersimpan di atas harapan emas. Jangan berhenti. Saat ini aku senang menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H