Lihat ke Halaman Asli

Citra-Story#16 | Seharian Jelajahi Melaka (Pagi)

Diperbarui: 7 Agustus 2019   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai..hai balik lagi dengan citra story disini, setelah pulang dari Malaysia 2 Juli lalu  ada beberapa kisah perjalanan yang belum ditayangkan nih. Sampai berdebu di dalam draft,  yap inilah kisahku saat jalan-jalaan di Malaysia. Happy Reading yaaa !!!

_________

Pukul 09.19 waktu Malaysia kami berangkat ke terminal Batu Pahat dengan mengendarai grab seharga 21 RM. Rencananya kami akan menjelajah di salah satu kota situs warisan dunia yang ada di Malaysia, karena selain belajar di bangku perkuliahan, kami juga belajar budaya dan sejarah disini. Jika kalian ingin mengetahui sejarah Malaysia, maka kita wajib datang ke kota ini, berdasar judul tulisan ini pastilah kalian tau kota apa yang akan kami kunjungi, ya Melaka!.

Awalnya aku ingin mengundurkan jadwal trip ini karena 3 hari lagi aku harus menunjukkan progress skripsi kepada sv sebelum minggu depan beliau akan pergi ke luar negeri. Benar-benar sibuk sekali rasanya, otakku seketika dipenuhi metode dan koding skripsi semenjak 5 hari lalu terakhir konsul kepada beliau. 

Tapi mau bagaimana pun penginapan sudah dipesan jauh hari dan tiket bus sudah ditangan. Mau tidak mau kami berangkat. Tapi tak apa, jika menuruti kesibukan aku takut jika tidak sempat, ataupun sudah sempat namun terlambat, ya mengalir saja ya kan. Mungkin ini memang cara rehat baik mata dan fisik yang hanya melihat skrip pemrograman yang warna warni, kecil dan menarik.

Pukul 10.41 bis kami baru saja berangkat menuju  Melaka. Dan butuh waktu 2 jam dari terminal Batu Pahat untuk sampai ke Melaka. Kami tiba di terminal Malaka Sentral pukul 13.30, hal pertama yang kami lakukan adalah membeli tiket bis untuk pulang nanti, kami hanya 2 hari satu malam disini, setelah mencari dan bertanya sana sini ketemu lah pembelian tiket bus, untuk tiket pulang kami merogoh kocek sebesar 9.90 RM. 

Kami lanjut pergi ke penginapan, lebih tepatnya homestay milik salah satu supervisor kami. Karna kami student beliau kami diberi diskon 50% untuk penginapan yang bisa menampung hingga 20 orang tersebut. Jauh lebih hemat dan tempatnya bagus. Mirip rumah tok dalang dalam serial Upin Ipin. Hehe.  

Homestay kami dari luar/dokpri

Homestay milik Dr. Arif ini  relatif lebih dekat dengan,  di depan homestay ada sungai yang juga di pakai untuk menikmati sepanjang aliran sungai malaka. Kami berangkat pukul 15.00 disini cuaca masih sangat terik tapi tak memadamkan  semangat kami. 

Kami berjalan menyusuri sungai dan menikmati udara Melaka/dokpri

Salah satu pemandangan selama perjalanan menuju Bangunan Merah Melaka/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline