3 Maret 2019
Pagi itu adalah pagi yang sudah aku tunggu hampir setahun, dengan segala macam perasaan aku menguatkan hati dan campur aduk rasanya. Senang, terharu, sedih. Setelah banyak hal yang dialami, kami berlima sampai di titik ini, titik awal untuk benar-benar memulai perjuangan, aku berpamitam dengan adik-adik di asrama, aku bahkan tak berani berfikir apa perasaan mereka. Sedihkah ? Senangkah ? Entahlah untuk menebak pun aku tak berani.
Pukul 06.30 aku meninggalkan asrama.
Kami akan berangkat bersama kumpul di kampus 3 Universitas Widyagama . Aku berangkat ke kampus ditemani adikku Salsa. Pagi itu jalanan lengang, grab mobil yang kami naiki berjalan lancar.
" Jaga diri, jaga asrama, jangan sakit, yang nurut sama orang tua" tuturku pada adikku. Dia mengangguk paham.
Kami tiba di bandara pukul 11.30 setelah berangkat dari kampus pukul 09.00 pagi. Beberapa teman dan sahabat ku datang mengantarkan kepergian kami. Rasanya benar" tak bisa diungkapkan. Sebenarnya aku sedikit takut naik pesawat karena ini adalah kali pertama aku menaiki pesawat dan lucunya itu bukan hanya aku, bayangan tentang pesawat jatuh berkelebat dalam pikiranku haha.
Dibandingkan mengkhawatirkan bagaimana aku hidup negara orang, mungkin karena aku terbiasa hidup di Malang dan jauh dari orang tua. Aku memang sedih membayangkannya tapi jika ibu saja yakin dan meridhoi setiap langkahku terasa lebih ringan. Jadi perjalananku dimulai....
Sore itu pukul 15.00 WIB.
Aku berjalan semakin mendekat dengan pesawat, dan "Sampai jumpa lagi 6 bulan kedepan Indonesia". (hehe) ~
Pukul 18.50 kami tiba di bandara KLIA (Kuala Lumpur Internasional Airport) 2, sore itu langit menyapa dengan senja. "Selamat Datang di Malaysia" begitu katanya hahaha.
Hal pertama yang menjadi tujuan kami adalah kantor imigrasi, sesuai dengan petunjuk dr Wahyu. Visa kami 80%, dan menurut saran dari beliau kami bisa berangkat dan menyelesaikan 20% di kantor imigrasi Malaysia.