Lihat ke Halaman Asli

Citra Amelia Putri

Mahasiswi Universitas Alma Ata, Penulis, Novelis, Cerpenis

Syair Ini Kau Namakan Apa, Tuan?

Diperbarui: 31 Juli 2021   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Puisi 'Syair Ini Kaunamakan Apa, Tuan?' | Sumber: Idntimes.com

Bentala kembali menelan sepah
Bungkam seakan pasrah atas segala serapah
Berbeda cerita jika penghuni serakah
Muntahan api, gulungan air, amarahnya bisa kapan saja merekah

**


Pun dengan Puan yang kini tengah termangu
Diamnya beribu makna, bukan tidak, bukan pula menerima
Berbeda cerita jika dia menuruti mau, tanpa peduli rungu
Bisa-bisa Tuan tak berdaya dibuatnya
**


Amukan rasa yang seakan siap dimuntahkan kapan saja
Beruntunglah, mulut masih mampu bungkam
Gelisah masih bisa diredam
Tak mampu tidur sudah biasa, Puan sudah terlatih untuk memendam

**


Hampir saja terus terang menjelma menjadi rajutan kisah yang hampir padam
Sudah diujung lidah, namun lagi-lagi terkurung dalam bibir
Sudah dibibir mata, tetap saja, resah Puan tertutup tabir
**


Belenggu ini, bungkam ini, gelisah ini, entah kata apa yang pantas mewakilinya
Harap-harap tak terbalas, bagaimana dengan di sana?
Syair ini kaunamakan apa, Tuan?
Pernyataan atau kah pemaksaan?
**


Beri aku satu kata untuk mendefiniskan segala rasa ini
Sudilah membaca, Tuan nan sani

***

Brebes, 31 Juli 2021

Citra Amelia Putri





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline