Pandemi Covid-19 sedang melanda dunia, dan sampai dengan saat ini Indonesia sendiri sedang menghadapi masa yang sulit untuk mengatasi wabah tersebut, sementara pandemi ini belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Presiden Republik Indonesia, dalam pidato kenegaraannya pada sidang umum MPR tanggal 14 Agustus 2020 mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis perekonomian dunia yang terparah dalam sejarah.
Di sisi lain, pemerintah juga berupaya keras untuk menghentikan penyebaran wabah Covid-19 berbagai kebijakan dilakukan untuk mengurangi lonjakan kasus positif covid-19 di semua wilayah indonesia, dimulai dari Program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan sejak Maret hingga Mei 2020, kemudian dilanjutkan dengan kebijakan memberlakukan adaptasi situasi normal baru (new normal era adaptation) sejak Juni 2020 dan saat ini diberlakukan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) , ternyata dinilai kurang efektif mengurangi penyebaran wabah Covid-19. Perekonomian tidak bertambah baik, dan penyebaran wabah tidak kunjung berkurang. Pemerintah berkomitmen untuk memprioritaskan aspek kesehatan, namun juga harus berupaya agar pertumbuhan ekonomi tetap positif. Hal ini merupakan pilihan yang sulit karena terdapat trade off antara aspek kesehatan dan aspek ekonomi.
Konsumsi dalam macro economics merupakan konsumsi nasional yang berfungsi untuk menghubungkan antara laju pengeluaran dengan laju pendapatan nasional. Adanya pandemi tak bisa dipungkiri berdampak pada kondisi ekonomi dan perilaku masyarakat, yang pada akhirnya mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Hal ini tentunya juga berpengaruh pada tingkat penjualan bisnis. Ada beberapa kategori produk yang mengalami peningkatan permintaan secara drastis, sementara sejumlah kategori lainnya mengalami penurunan. Rata-rata konsumen mengurangi pengeluaran dalam seluruh kategori produk kecuali kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan, perlengkapan rumah tangga, produk perawatan pribadi, dan hiburan dalam rumah. Selain itu, masyarakat juga mulai memiliki kebiasaan baru lewat aktivitas digital dan minim sentuhan seperti online streaming, belanja bahan baku secara online, serta membeli makanan dari restoran melalui pemesanan dan pengiriman online.
Di sisi lain permintaan konsumen terhadap barang jadi, pola pengeluaran konsumsi masyarakat menunjukan penurunan. Pada saat pandemi seperti ini masyarakat masih cenderung menahan untuk melakukan konsumsi. Pandemi Covid-19 tidak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat akan tetapi secara nyata juga mengganggu aktifitas ekonomi nasional, saat ini indonesia memenag sedang mengalami pukulan ekonomi akibat Covid-19.
Perekonomian nasional berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-2020 atas dasar harga berlaku adalah Rp3.687,7 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan (tahun dasar 2010) sebesar Rp2.589,6 triliun. Dampak Pandemi Covid-19 sampai dengan bulan Agustus 2020 atau triwulan II-2020 memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi secara nasional mengalami kontraksi sebesar -5,32% dibandingkan dengan triwulan II-2019 (y-on-y). Apabila dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, yaitu Desember 2019 (triwulan IV), ekonomi nasional tumbuh positif 4,97% (BPS 2020a). Sementara itu, pada awal pandemi, yaitu bulan Maret 2020 (triwulan I), ekonomi secara nasional tumbuh positif 2,97% (y-on-y), namun pertumbuhannya melambat dibandingkan periode sebelumnya (BI 2020).
Berdasarkan gambaran ini, dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak yang cukup besar terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi nasional. Apabila program pemulihan ekonomi yang telah direncakan tidak berjalan mulus, maka pertumbuhan ekonomi diprediksi akan terus negatif. Dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan PDB menurut jenis pengeluaran Konsumsi rumah tangga yang semula tumbuh dengan laju 5,18% tahun 2019 mengalami kontraksi menjadi -5,51% tahun 2020.
Berbagai kebijkan diambil oleh pemerintah seperti Pembatasan sosial, bekerja/sekolah dari rumah atau work from home, dan daya beli yang menurun menyebabkan pengurangan konsumsi rumah tangga. Di samping itu, faktor selanjutnya yaitu pendapataan di masyarakat berkurang sehingga menyebabkan konsumsi masyarakat juga berkurang hal gtersebuat akan mempengaruhi laju pertumbuhan PDB Nasional. Produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H