Lihat ke Halaman Asli

Citra Asterina

Mahasiswa di Universitas nusa putra kabupaten sukabumi

Peningkatan Ekonomi di Masyarakat dengan Pembuatan Kripik Singkong

Diperbarui: 28 Desember 2020   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pengiriman pesanan Kripik kembar-koleberes Kota Sukabumi | dokpri

            Pada musim hujan  tengah pandemic covid-19 seperti sekarang ini, memang sangat cocok untuk Work From Home dan yang tidak berkegiatan rasa-rasa nya memang lebih baik berdiam diri di rumah dengan ditemani cemilan cemilan ringan. Seperti yang satu ini cemilan yang masuk di semua generasi dan kalangan yaitu keripik singkong.

Keripik singkong memang bukanlah makanan ringan yang baru di Indonesia, hanya saja untuk sekarang ini para pengusaha atau pelaku usaha mikro kecil menengah lebih banyak berinovasi dalam membuat keripik singkong tersebut sehingga semakin menarik. 

Tidak hanya soal rasa yang semakin bervariasi mulai dari yang pedas hingga yang manis juga soal pengemasan pun menjadi point yang berpengaruh. Yang dahulu hanya di kemas menggunakan plastik bening polos tanpa merek dan label akan tetapi saat ini di kemas dengan eco-friendly packaging yang lebih modern dan tentunya ramah lingkungan. Selain menjadi cemilan tunggal juga di sebagian cafe atau rumah makan menggunakan keripik singkong ini sebangai bagian dari salah satu komponen dari menu utamanya.

Seperti Ibu Asiah adalah salah satu pelaku bisnis di bidang ini sekaligus pendiri pabrik yang berdiri kurang lebih sejak tahun 2000-an dan bertahan hingga sekarang, yang berada di daerah koleberes Kota Sukabumi, beliau memberi nama produk nya dengan nama  keripik kembar.  Selain berfokus terhadap pengembangan usaha nya, ibu Asiah juga berfokus dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di lingkungan sekitar nya dengan cara membuka lapangan pekerjaan dengan menjadikannya sebagai karyawan di pabrik keripik kembar tersebut sehingga menekan angka penangguran.

Salah satu yang menjadi target usaha nya pada saat awal membuka bisnis tersebut yaitu warung-warung di pinggir jalan dan dijual dalam kemasan 500/bungkus dengan menggunakan sistem konsinyasi.

Berjalan beberapa tahun omset keripik kembar terus meningkat, dan memperlihatkan respon pasar yang sangat positif. Dengan adanya pandemic covid-19 seperti saat ini, sama sekali tidak mempengaruhi proses produksi maupun pemasarannya, Akan tetapi  beberapa kendala sering ditemui salah satu kendalanya yaitu seperti sekarang ini di saat musim hujan selain bahan pokok utama nya yaitu singkong susdah di dapatkan juga bahan bakar untuk meggoreng keripiknya susah ditemui karna rata rata kayu basah dan tidak bisa dijadikan sebagai bahan bakar, dan kenaikan beberapa bahan utama di saat hari-hari tertentu seperti pada saat mendekati hari raya missal nya harga cabai lokal dan bawang putih terus meningkat dari harga biasanya tentunya itu menjadi salah satu kendala.

Dan selain mempetahankan rasa keripik kembarpun mempertahankan cara produksi nya yang masih terbilang tradisional dengan menggunakan bahan bakar kayu hingga saat ini.

Semakin luas jangkauan penjualan keripik kembar ini semakin banyak pula permintaan pelanggan sehingga yang awal nya hanya menjual dalam kemasan 500/bungkus hingga saat ini menyediakan dalam kemasan 7000/bungkus dengan berat kg. Selain harga yang tergolong ekonomis juga rasa yang memang tidak bisa di bohongi karna menggunakan bahan-bahan yang benar-benar berkualitas baik dan bubuk cabai pun di olah sendiri dari mulai dikeringkan hingga menjadi bubuk cabai yang siap digunakan, dan dapat di pastikan menggunakan bahan alami dan terpercaya.

Dengan berkembangnya teknologi informasi memudahkan keripik kembar dalam proses pemasaran, mulai dengan memasang iklan di Facebook, Intagram dan WhatsApp.   Pada awalnya kita dapat membeli keripik kembar ini di warung-warung terdekat, apabila pembelian dalam jumalah yang banyak sekarang kita dapat membelinya langsung ke bapriknya yang berada di daerah koleberes kota sukabumi, dan lokasi nya tidak jauh dari jalan raya lingkar jalur selatan. Selain menjual keripik pedas , keripik kembar pun menyediakan  keripik rasa original yang tentunya bisa di konsumsi oleh semua generasi dan rasa tetap enak dan gurih.

Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa sesuai dengan data yang di perlihatkan oleh pemilik keripik kembar tersebut hingga saat ini, yang paling digemari oleh generasi milenial itu yaitu varian rasa pedas gurih, Yang pada sebagian kalangan sering di sebut dengan kata keripik setan karna rasanya yang sangat pedas. keripik pedas nya menjadi salah satu produk ter bestseller-nya. Karna Keripik pedas dari keripik kembar ini memiliki rasa yang beda dari yang lain yaitu tedapat rasa dan aroma dari bawang putihnya dan perpaduan yang pas dari asin, pedas cabainya dan gurihnya pasti membuat ketagihan. tidak jarang sanak saudara dari luar kota  yang hendak berkunjung ke sukabumi menjadikan keripik kembar salah buah tangan pada saat kembali ke kotanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline