Berujung bait manis tak ada dinanti.
Kicau pahit tidak pun dirasa.
Hanya ku lakukan.
Tiap tetes yang mulai mengering kerak yang menumpuk.
Ku lihat, ku tatap, sampai tak ku maknai lagi.
Seperti terbiasa.
Ranting tak tergenggam, pandang tertambat, dada menghampa.
Terbang entah ke mana.
Memimpikan surga kecil di sana senantiasa indah.
Namun tak beranjak badan, padahal jauh nyawa melayang.
Engkau tertinggal, ditinggalkan.
Bila aku adalah kamu, kau tak kan tahu siapa aku.
Semua semu sama.
Hanya orang bodoh yang menganggap bahwa setiap berlian berkilau sendiri.
Dia begitu sederhana.
Hanya merefleksi sinar yang datang.
Kata-katamu palsu.
Merendahlah, sampai tiada lagi yang sanggup merendahkanmu.
Sahabatku, Pena.
Aku bersamamu saat ini.
Jangan dulu kau habis.
Ada warna lain yang harus kau tuntun.
#citra_autisimo
Silent just such a noisy way of words..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H