Dia adalah keberuntungan. Dia tidak terusik dunia di mana kejujuran diperjual-belikan, ditukar dengan tidak layak.
Dia adalah cermin, pemantul kasih.
Bila ada yang disentuhnya, dia tau siapa dirinya.
Dia telah selesai dengan dirinya sendiri, paling tidak.
Karena banyak pribadi hanya berpura-pura seperti dia, tanpa sadar, tanpa jati diri.
Memeluknya sejenak, bagiku adalah anugerah.
Aku lupa sejenak akan keinginan, dan menyadari apa itu kebutuhan.
Awal, akhir, perjalanan, dan segala tentang hidup yang terkadang diaku-akui demi sederet kata penyanjung.
Aku membencimu segenap hati.
Aku mengasihi dia, bukan untuk puas mata, puas telinga, puas dunia.
Demi menyelesaikan hidup dengan benar, dengan pantas.