Tiada lawan waktu dan ajal.
Di kepalaku mereka bergelar maut.
Keputusan yang tepat ku rasa.
Semenjak liarnya pikiran dan keruhnya batin ku hantam dengan kehancuran besar, berangsur-angsurlah keajaiban pun datang.
Aku bukan ahlinya menghapus ingatan dan kenangan.
Tapi menghapus sesuatu yang tidak penting dari hidupku adalah hal mudah.
Ajaib namun sungguh sarkas.
Fokus kedua mataku akan membesar, apa lagi kepada hidup tempat aku bercermin.
Pikiranku mampu mewajarkan sudut-sudut pandang yang menjauhi kata lumrah.
Dia sang kepala.
Hatiku dan segenap isinya mampu meredam keinginan tubuhku yang ada sekarang.