Lihat ke Halaman Asli

Citaresmi

Masih belajar nulis

Puisi | Kisah di Terminal Tua

Diperbarui: 3 Desember 2018   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu dua tiga semua pesona menjelma di rupa
Merah--merona di bibir tak lupa pada lesung
Sehelai kain pilihan membalut raga yang sukacita
Aroma bunga selayaknya tak boleh luput dari keceriaan

Empat lima enam sepasang sepatu membuat jejak bahagia
Bergegas memburu waktu yang berseru-seru
Seraut wajah manis digelitik gelisah;
Cemas akan pertemuan yang dinanti ribuan detik

Tujuh delapan sembilan netra mulai mencari siluet dalam temaram kepulan asap
Berusaha memilah wajah-wajah asing pada sebuah perhentian
Lalu dia pun menjelma--tetiba saja penuhi retina
Ketika dua mata bertaut--palungku bergetar; itukah kamu yang selalu membuat hati biru?

Bandung, 031218

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline