Lihat ke Halaman Asli

Cita Aulia

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penalaran Deduktif dan Induktif

Diperbarui: 8 Juni 2023   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai teman-teman, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang penalaran deduktif dan induktif, apakah kalian sudah mengetahuinya? Jika belum yuk simak penjelasan sebagai berikut!

Bahasa dan pikiran tidak lepas dari hasil penalaran sendiri. Diyakini bahwa bahasa  dapat mengekspresikan pikiran abstrak kita yang dapat ditulis dalam buku-buku ilmiah. Entah ide itu ada atau tidak bahasa tergantung orangnya. Penalaran yang baik dapat dibuat kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca. Penalaran di sini mampu berpikir kritis, logis, dan bersenang-senang.

Keraf (1982) dan Moeliono (1989) menyatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir yang memadukan bukti, fakta, petunjuk, pembuktian, atau hal-hal lain yang dapat digunakan sebagai bukti untuk menarik kesimpulan. Secara umum, penalaran bisa dilakukan dengan dua cara yaitu, penalaran deduktif dan penalaran induktif. 

Tidak semua penalaran bersifat ilmiah, dikarenakan pikiran manusia tidak harus selalu dapat dibutikan kebenarannya. Hal ini biasannya dari pengalaman yang tidak bisa dibuktikan benar atau salah. Lebih kepada budaya yang dianggap benar atau salah sehingga tidak memungkinkan dilakukan uji kebenaran.

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif adalah penalaran berdasarkan peristiwa umum mengarah pada kesimpulan  khusus. Pada dasarnya itu menguraikan atau membuktikan suatu kesimpulan menjadi informasi yang konkrit. Templat penalaran ini berlaku untuk penulisan paragraf deduktif, yaitu  paragraf  yang kesimpulannya ditulis di awal. 

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif adalah penalaran yang berdasarkan peristiwa  spesifik atau khusus dan kemudian beralih ke peristiwa yang bersifat umum. Secara umum penalaran induktif dibagi menjadi tiga bagian : 

  • Penalaran Generalisasi

Penalaran berdasarkan informasi yang sesuai dengan fakta (data). Informasi data dapat diperoleh melalui penilaian, observasi atau penelitian.  Jumlah informasi atau fakta spesifik yang disajikan harus cukup dan dapat diterima untuk mewakili. Jenis penalaran ini dimulai dengan pengenalan peristiwa yang khusus kemudian menuju peristiwa umum.

  • Penalaran Analogi 

Jenis penalaran ini berdasarkan pada dua peristiwa tertentu yang mempunyai kesamaan satu dengan yang lainya untuk dibuat kesimpulan. Seperti apa yang berlaku pada satu hal itu berlaku pada sesuatu hal lainnya.

  • Penalaran Sebab Akibat

Penalaran dimulai dengan menyatakan fakta dalam bentuk sebab diikuti dengan kesimpulan  berupa hasil atau akibat. Jenis penalaran ini dimulai dengan  menceritakan peristiwa peristiwa tersebut hingga peristiwa itu merupakan akibat dari  fenomena tersebut. Penalaran Induksi hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1) Hubungan Sebab Akibat

2) Hubungan Akibat Sebab

3) Hubungan Sebab Akibat 1 - Akibat 2


Semoga Bermanfaat :)

Referensi

Fuadah, Ahlisna ;  dkk. (2019). Penalaran Deduktif dan Induktif. Jurnal academia.edu, 2-6.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline