Rasanya, bayangan bayangan apapun itu terus saja menghantuiku
Aku yang tadinya penuh percaya diri jadi lupa diri, lupa harus apa, lupa harus bagaimana, lupa akan segalanya.
Dibilang trauma, engga sama sekali. Cuman bingung, bingung, dan bingung.
Aku yang selalu pakai logika, dipaksa untuk olah rasa.
Aku punya rasa, tapi bukankah diam juga salah satu rasa? Kenapa harus dipaksa. Emang ga bolehkah kalo cuma biasa-biasa?
Penasaran? Kenapa ga tanya? Kenapa harus dengan cara-cara kotor, menurutku.
Apakah aku terlalu perasa, bagimu yang merasa penguasa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H