Lihat ke Halaman Asli

Andhika

Penulis, Wartawan, Pebisnis

Wargi Sumedang di Cirebon, Eksistensi dan Kolaborasi 2 Budaya

Diperbarui: 7 September 2023   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah anggota Payung Suci (Paguyuban Urang Sumedang di Cirebon) saat melakukan kegiatan kerja bakti di Alun-alun Sangkalabuana Cirebon (Foto: rakyatcirebon.disway.id)

Secara letak geografi, Kabupaten Sumedang dan Kota/ Kabupaten Cirebon hanya terhalang satu daerah saja, yakni Kabupaten Majalengka. Namun istilah mengembara tetaplah menjadi ciri yang melekat bagi siapapun yang melancong atau melangsungkan hidup diluar tanah kelahirannya.

Sebagai salah satu contoh, khususnya di Kota dan Kabupaten Cirebon ada satu komunitas yang isinya memang memiliki kelahiran hingga bertempat tinggal di Kabupaten Sumedang. Kumpulan itu diberi nama Payung Suci (Paguyuban Urang Sumedang di Cirebon).

Keberadaan Payung Suci di Cirebon semakin hari semakin dikenal, bahka. survey dilapangan membuktikan golongan tersebut hampir dikenali dan diakui seluruh elemen masyarakat. Baik dari warga sekitar, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat hingga kepemerintahan daerah.

Hal wajar jika nama Payung Suci dikenal warga Cirebon, lantaran eksistensinya seringkali hadir hampir disetiap kegiatan khususnya sosial dan budaya di Cirebon.

Kehadiran Payung Suci mampu memberikan warna tambahan di Cirebon, selain perpaduan bahasa dan anggota yang ada didalamnya tidaklah membuat gaduh warga asli Cirebon.

Di bawah kepemimpinan Dani Jaelani, kontribusi Payung Suci di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon sudah tidak diragukan lagi. Hal itu terbukti dari kolaborasi dan eksistensinya hampir setiap kegiatan sosial di Kota dan Kabupaten Cirebon.

Selain daripada itu, wadah komunikasi yang berisi segelintir orang yang dengan latar belakanh kelahiran dan tempat tinggal di Kabupaten Sumedang ini memiliki sejumlah fakta menarik, diantaranya:
1. Bahasa Sunda tetap melekat meski dikelilingi warga dengan bahasa Cirebon.
2. Solidaritas tinggi dengan selalu dihadiri lebih dari 10 orang ketika ada kegiatan berbentuk kerja bakti maupun sekedar bercengkrama.
3. Pentolan wargi (sebutan anggota Payung Suci) dengan profesi beragam
4. Logo Payung Suci yang dipasang jelas terdapat Kolaborasi antara ciri khas Sumedang dengan Kujang dan Gerbang Bata Merah yang identik dengan Cirebon.

Melihat sejumlah fakta menarik di atas, eksistensi dan kolaborasi 2 bahasa tercipta. Fakta tersebut tercipta seiring berjalannya waktu tanpa mengganggu kebIasaan wargi Sumedang maupun warga Cirebon.

Makan Bhineka Tunggal Ika tentang keindahan toleransi dan keanekaragaman budaya terlihat dar contoh singkat diatas. Namun, akankah komunitas wargi Sumedang yang bekerja hingga bermukim di Cirebon mampu bertahan lama? Terkadang sebuah komunitas pasti ada adu argumentasi hingga mengakibatkan perpecahan didalamnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline