Lihat ke Halaman Asli

Cirebon Ceria

P2MB UPI Kelompok 6 dan 8 Desa Karangmulya Kec. Plumbon Kab. Cirebon

Inovasi Kreatif: Rencana Berantas Sampah bersama Mahasiswa KKN UPI di Desa Karangmulya

Diperbarui: 16 Mei 2023   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Foto Pribadi

Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab setiap warga di lingkungan  tempat tinggalnya. Kebersihan juga menjadi cerminan kesehatan sehari-hari dari  masyarakatnya. Hal ini dilihat oleh Mahasiswa Program Pemberdayaan Masyarakat  Berkelanjutan (P2MB) edisi membangun desa (KKN Tematik SDG’S Desa) dari  Universitas Pendidikan Indonesia di Desa Karangmulya, Kecamatan Plumbon,  Kabupaten Cirebon, yang telah melakukan survey ke pasar terkait pembuangan  sampah masyarakat Karangmulya.  

Kesadaran dari masyarakat Karangmulya dalam membuang sampah sudah  bagus. Namun, kepedulian untuk menangani sampah lebih lanjut oleh masyarakat  Karangmulya masih kurang. Sampah dari masyarakat desa dikumpulkan di Tempat  Pembuangan Sampah (TPS), tepatnya di TPS Pasar Rumput Karangmulya. Hal ini  terlihat di TPS, bahwa sampah yang dikumpulkan dibiarkan saja. Sehingga sampah  yang terkumpul di TPS menumpuk, karena sampah diangkut setelah satu kontainer  bak sampah penuh. Sampah yang terkumpul tidak ditindak lebih lanjut oleh  masyarakat Karangmulya dan menunggu untuk diangkut ke TPA.  

Pa Kuwu (Masadi) mengatakan, “Untuk pengangkutan sampah dari TPS  Pasar Rumput Karangmulya ke TPA biasanya memerlukan biaya 1,5 juta per-bak sampah. Tentunya hal tersebut sangat menguras anggaran desa karena biaya  tersebut dikeluarkan desa perbulan, juga tidak ada sumber daya manusia yang ingin  mengelola sampah lebih lanjut.”

Sumber: Foto Pribadi

Oleh sebab itu, Pak Kuwu berencana bekerjasama dengan pihak Universitas  Pendidikan Indonesia untuk membuatkan mesin pengolahan sampah ramah  lingkungan yang dinamakan incinerator. Dikutip dari Citarum Harum Juara,  kapasitas produksi mesin tersebut sebesar ½ meter kubik. Mesin tersebut digunakan  tanpa menggunakan sumber energi listrik, namun digunakan sama halnya seperti  memasak dengan kayu bakar. Pembakaran sampahnya-pun dilakukan dengan  meningkatkan asupan oksigen yang masuk dalam ruang bakar utama sehingga  pembakarannya dilakukan secara alamiah. Asap yang dihasilkan oleh mesin ini  telah tereduksi seminimal mungkin, meskipun hingga saat ini masih terus dilakukan  uji laboratorium. Hasil dari pembakaran sampah tersebut berupa abu sehingga dapat  dimanfaatkan kembali untuk pembuatan bata, paving blok atau pot bunga.  

“Dari rencana bekerjasama dengan UPI terkait pengelolaan sampah  menggunakan mesin incinerator agar sampah bisa terkelola dengan baik juga tidak  menguras biaya yang banyak. Kedepannya dengan menggunakan mesin ini dapat  memudahkan masyarakat Karangmulya dalam membuang sampah, karena  penggunaannya yang mudah” harap Pak Kuwu.  

Penulis : Faisal Ikhsan, Fuji Nurizka Amalia, Salsabila Nazihah 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline