Lihat ke Halaman Asli

cipto lelono

TERVERIFIKASI

Sudah Pensiun Sebagai Guru

KBIT-TKIT Eresha Salaman Ajari Aneka Ragam Budaya Bangsa Melalui Kegiatan Gelar Karya dan Pentas Seni Nusantara

Diperbarui: 11 Juni 2024   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Camat Salaman Magelang didampingi Korwil Disdik sedang melihat hasil karya siswa TKIT Eresha Salaman. Dokpri

Siswa Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak adalah anak-anak yang berada dalam kondisi gold mind (masa berpikir emas). Maka proses penanaman nilai-nilai kehidupan baik agama, social-budaya maupun nilai-nilai untuk mencintai bangsa sudah saatnya ditanamkan melalui proses pembelajaran. Mengingat mereka masih dalam kategori pra fase, maka semua proses yang dijalankan harus dilalui dengan proses bermain. Oleh sebab itu, sekolah dan guru KB dan TK harus banyak ide dan selalu mengembangkan kreativitas untuk dapat melayani mereka agar belajar tentang nilai-nilai kehidupan melalui bermain.

Proses tersebut dilakukan juga oleh KBIT-TKIT Riyadlush Sholihin (Eresha) Salaman. Sekolah ini pada tanggal 9 Juni 2024 kemarin menggelar kegiatan Gelar Karya dan Pentas Seni Nusantara guna menampilkan karya-karya kreatif dan keberanian serta kemandirian siswa-siswinya.

Mencanangkan branding sekolah: Unggul dalam Proses, Hafal Al Qur'an. Rumusan branding singkat tersebut dirancang dengan mengedepankan keunggulan layanan pembelajaran dalam mengasah sikap social, intelektual siswa serta meletakkan dasar keislaman melalui hafalan surat-surat pendek dalam Al Qur'an.

Tasmiq Qur'an TKIT Eresha Salaman: upaya melatih mentalitas berani anak-anak. Dokpri

Aspek-aspek sikap social meliputi sikap jujur, tanggungjawab, mandiri, keberanian, bekerjasama, dan saling menghargai. Sikap social merupakan kebutuhan mendasar siswa dalam proses pendidikan lebih lanjut. Upaya mengasah sikap-sikap tersebut dilakukan melalui pembiasaan, baik dalam kegiatan makan di sekolah, bermain di kelas, Mabit di sekolah (bermalam di sekolah) maupun kegiatan yang relevan. Sedangkan hafalan ayat-ayat suci Al Qur'an diajarkan melalui kegiatan bercerita (baik secara lisan maupun melalui tayangan LCD proyektor) maupun pada saat mereka bermain. Kegiatan bercerita dan bermain juga digunakan mengasah sikap berpikir yang kreatif dan inovatif. Untuk memancing berpikir mereka juga diberikan tantangan berupa kegiatan yang perlu diselesaikan oleh anak-anak. Sedangkan dalam mewujudkan sikap nasionalisme, mereka dikenalkan bahasa daerah, pakaian adat, tarian adat dari berbagai daerah di Nusantara melalui gambar maupun tayangan.

Output proses berpikir kreatif dan inovatif adalah karya-karya yang dihasilkan. Output pendampingan layanan sikap social antara lain sikap berani, bertanggungjawab dalam menjalankan tugas, dan mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Sikap berani dan mandiri dapat ditunjukkan pada saat tampil didepan orang lain, baik teman-teman sekelas, guru maupun orang lain. Sedangkan output sikap nasionalisme dapat ditanamkan melalui kegiatan menari dengan tarian dari berbagai daerah. Sehingga sekolah perlu merancang kegiatan agar hasil karya mereka dapat dipamerkan dan keberanian anak-anak dapat juga ditunjukkan. Oleh sebab itu dipandang perlu adanya kegiatan gelar karya dan tampilan seni nusantara yang dimainkan oleh anak-anak.

Camat Salaman didampingi Korwil Disdik Salaman saat meninjau Hasil Karya Anak-anak KBIT dan TKIT Eresha Salaman. Dokpri

Dalam proses tersebut, KBIT-TKIT Riyadlush Sholihin (Eresha) Salaman pada akhir tahun pelajaran menggelar kegiatan Gelar Karya dan Pentas Seni. Kegiatan tersebut sebagai implementasi pelaksanaan Kurikulum Merdeka melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan dibuka secara resmi oleh Camat Salaman Imam Wisnu Kusuma, S.STP.

Camat Salaman didampingi Korwil Disdik Salaman, Kepala Desa Menoreh menerima secara simbolis hasil karya siswa TKIT Eresha Salaman. Dokpri

Dalam sambutanya, beliau mengingatkan bahwa anak adalah harta yang paling mahal. Maka sebagai orang tua harus berusaha maksimal dalam membiayai sekolah putera puterinya pada sekolah yang memberikan layanan pendidikan yang seimbang antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Semua itu adalah upaya mempersiapkan anak-anak agar menjadi generasi yang saleh dan salehah yang menjadi harapan kita sebagai orang tua. Disela sambutanya beliau juga memberikan apresiasi kepada KBIT-TKIT Eresha Salaman yang telah berhasil menyelenggaran kegiatan Gelar Karya dan Pentas Seni sukses. Sebelum meninggalkan lokasi, beliau berkesempatan melihat langsung ratusan hasil karya siswa-siswi KBIT-TKIT Eresha sambil berdialog dengan para siswa.  Kegiatan Gelar Karya dan Pentas Seni dihadiri oleh kepala desa Menoreh (bapak Suteja) dan Korwil Dinas Pendidikan Salaman.

Camat Salaman didampingi Korwil Disdik Salaman saat meninjau lokasi Gelar Karya Kreativitas Siswa KBIT-TKIT Eresha Salaman. Dokpri

Salah satu stand Gelar Karya siswa KBIT-TKIT Eresha Salaman. Dokpri

Pada kegitan tersebut seluruh siswa KBIT dan TKIT menampilkan kebolehan masing-masing dalam tarian seni Nusantara. Ada 12 jenis tarian Nusantara yang ditampilkan antara lain: 1) Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara Timur, 2) Ampar-ampar Pisang dari Kalsel,3) Saman dari Aceh, 4) Tor-tor dari Sumatra Utara, 5)Rampak dari Banten, 6)Kicir-kicir dari Betawi, 7)Gedrug dari Jawa Tengah,8)Dolanan dari Jawa Tengah, 9)Jaranan dari Jawa Timur,10)Dayak dari Kalimantan, 11)Sajojo dari Papua,12) Yamko Rambe Yamko dari Papua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline