Menjadi haji yang mabrur adalah cita-cita umat Islam yang sedang menjalani ibadah haji. Haji mabrur jaminannya surga. Maka jamaah haji selalu berjuang memenuhi syarat dan rukun bahkan sunah ibadah haji. Semua itu dilakukan untuk satu tujuan yaitu meraih haji yang mabrur.
Bagi umat Islam haji merupakan rukun Islam ke lima. Maka ibadah haji merupakan rukun Islam tertinggi. Oleh sebab itu haji menjadi ibadah pamuncak dari rentetan ibadah ritual yang dilakukan umat Islam. Sebab pada ibadah hajilah ada edukasi spiritual bagi umat Islam berupa penyerahan diri secara totalitas. Esensi inilah yang menjadikan umat Islam yang berhasil meraih haji mabrur dipastikan akan memperoleh surga.
Ibadah haji mempunyai spesifikasi dalam pelaksanaan ritualnya. Sebab segenap rangkain ibadah baik yang menyangkut tempat, waktu maupun prosesi yang dijalani sudah ditetapkan berdasar contoh dari perjalanan nabi Ibrahim. Pendek kata inadah haji merupakan langkah napak tilas jejak perjuangan nabi Ibrahim beserta keluarganya dalam melakukan penyerahan total kepada sang Khaliq. Oleh sebab itu untuk meraih haji yang mabrur, umat Islam harus dapat mengambil hikmah perjuangan nabi Ibrahim dalam perjalanan spiritualnya di Mina, Arafah dan Mekah.
5 Karater Teladan Nabi Meraih Untuk Meraih Haji Mabrur
1) Ketaatan yang tiada tara
Nabi Ibrahim menunjukkan ketaatan yang tiada bandingnya. Ketaatan yang semata-mata ditujukan kepada perintah Allah SWT. Ketaatan ini dapat dilihat ketika tanggal 8 dzulhijah di bermimpi menyembelih puteranya yang bernama Ismail. Mimpi berikutnya di Arafah tanggal 9 dzulhijah.
Dalam mimpi di Arafah inilah Ibrahim meyakini bahwa itu adalah perintah Allah SWT. Maka mimpi tersebut disampaikan kepada Ismail. Karena itu adalah perintah Allah, maka seberat apapun Ibrahim menaati sepenuh hati dan jiwanya. Ternyata ketaatan tersebut Allah mengganti dengan hewan sembelihan.
Haji yang mabrur adalah haji yang mampu membuahkan ketaatan yang tinggi dalam menjalankan perintah dan larangan Allah SWT. Maka untuk meraih haji yang mabrur jamaah haji seyogjanya dapat meneladani sikap dan perilaku nabi Ibrahim AS.
2) Keikhlasan yang tidak terukur