Lihat ke Halaman Asli

cipto lelono

TERVERIFIKASI

Sudah Pensiun Sebagai Guru

Mencermati 4 Klasifikasi Belenggu Jiwa yang Menghalangi Seseorang Raih Predikat Takwa

Diperbarui: 2 April 2022   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://portalmadura.com

Takwa merupakan zona akhir yang akan diraih oleh setiap perjalanan ibadah. Secara khusus pada bulan Ramadhan. Perjalanan akhir adalah upaya meraih predikat takwa. Maka takwa menjadi penentu keberhasilan perjalanan ibadah seorang hamba.

Allah SWT mendesain agar orang beriman menjadi orang bertakwa melalui proses panjang di bulan Ramadhan. Pendek kata melalui puasa bulan Ramadhan orang yang sudah mempunyai "iman" masih diasah agar bisa menjadi orang yang bertakwa. Dengan kata lain puasa Ramadhan menjadi sarana untuk mengantarkan pelakunya menjadi orang yang bertakwa.  Oleh sebab itu seseorang yang berhasil mencapai predikat takwa ia menjadi orang pilihan, orang istimewa dan orang yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Takwa adalah kondisi jiwa seseorang yang ditandai kemampuan mengontrol diri dari hal-hal yang tidak dibenarkan. Maka parameter takwa akan dapat dilihat pada ucapan, perilaku dan tindakan yang dilakukan. Oleh sebab itu menjadi orang yang bertakwa pasti melalui proses yang terus menerus dan memerlukan waktu yang panjang.

Dalam proses tersebut, seseorang harus mampu menghilangkan belenggu-belenggu jiwa yang akan menghalangi ketakwaannya. Puasa bulan Ramadhan menjadi salah satu jalan ibadah yang sangat ideal yang diberikan Allah SWT kepada orang yang beriman agar menjadi orang yang bertakwa. Melalui puasa Ramadhan ini orang yang beriman diharapkan mampu melahirkan jiwa yang "enerjial." Suatu jiwa yang mampu mengalirkan getaran-getaran kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai ilahiah.

4 Belenggu Jiwa Penghalang Takwa

Jiwa manusia pada dasarnya baik, suci, benar, bersih. Namun akibat persepsi tentang simbol-simbol kehidupan yang kurang bahkan tidak tepat sehingga berpengaruh pada jiwanya. Terdapat banyak hal yang mengotori jiwa sehingga menjadi belenggu jiwa dalam meraih predikat takwa. Agus Mustofa (2006) mengelompokkan belenggu jiwa menjadi empat:

a) Kelompok 1:  Riya', ujub dan sombong

Riya' adalah sikap seseorang yang ingin dipuji orang lain ketika melakukan sesuatu kebaikan. Ujub adalah sikap seseorang yang membanggakan dirinya. Sombong adalah sikap yang merasa dirinya lebih (hebat, terkenal, pintar, tinggi statusnya, kaya,dll) dibanding orang lain. Biasanya orang yang sombong akan diawali dengan sikap bangga diri (ujub) selanjutnya pamer diri untuk dipuji (Riya'). Pujian-pujian yang diperoleh dari orang lain ketika tidak dikelola dengan baik, seseorang bisa terjebak pada sikap sombong.

Riya', ujub dan sombong menjadi satu rumpun sebab mempunyai kesamaan karakteristik dalam implementasinya. Seseorang yang riya' biasanya juga ujub dan menyombongkan diri. Ketiganya hakikinya menjadi penyakit dalam jiwa seseorang. Namun di masyarakat sering kita lihat malah dijadikan sebagai identitas diri, kebanggaan diri bahkan dijadikan modus untuk memperoleh pupularitas diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline