Isra Miraj adalah peristiwa luar biasa dalam kehidupan orang Islam. Sebab peristiwa tersebut menyuguhkan nilai-nilai kehidupan yang hakiki bagi seorang muslim. Dalam subjektivitas sebagai muslim, peristiwa tersebut merupakan salah satu proses fenomenal yang hanya dialami oleh Nabi Muhammad SAW yang tidak dimiliki oleh nabi dan rasul utusan Allah SWT yang lain.
Mengingat hal tersebut adalah peristiwa besar, maka peristiwa tersebut tentu mempunyai nilai-nilai kehidupan yang tinggi yang perlu digali baik secara tekstual maupun secara kontekstual.
Upaya menggali nilai tersebut perlu digunakan pendekatan "dzikir" dan "pikir" secara seimbang. Pendekatan dzikir menggunakan pengasahan jiwa, pendekatan pikir dengan menggunakan pendekatan nalar, logika, dan ilmu pengetahuan.
Perpaduan keduanya akan menjadikan pemaknaan peristiwa Isra' Mi'raj kepada subtansi eksistensi seorang muslim dalam posisinya sebagai manusia yaitu bahwa subtansi nilai kemanusiaan adalah tercerahkannya jiwa secara maksimal.
Cerahnya jiwa seorang muslim adalah keberhasilan seorang muslim menghadirkan sifat-sifat Allah SWT dengan segenap asmaul husna yang dimiliki mampu secara bertahap meresonansi setiap pribadi muslim.
Pencerahan jiwa seorang muslim dikatakan berhasil apabila setiap pribadi muslim mampu membangun kualitas hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) dan membangun kualitas hubungan sesama umat ciptaan secara baik pula.
Tahap pencerahan jiwa sang nabi
1) Penentangan terhadap dakwah Nabi Muhammad dalam periode Mekah
Sebagai seorang yang menerima amanah melakukan pencerahan kepada masyarakat yang berada dalam kegelapan tauhid, misi pertamanya adalah mengusung konsep tauhid mengesakan Allah.