"Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia!".
Begitulah sebuah kutipan orasi Bung Karno yang hingga kini selalu ampuh dalam membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme para pemuda Indonesia. Dari kutipan sederhana orasi Bung Karno tersebut tersirat pesan bahwa para pemuda memegang peranan penting dalam setiap denyut kehidupan berbangsa dan bernegara ini.
Berbicara tentang pemuda Indonesia akan membawa ingatan bangsa ini pada peristiwa Sumpah Pemuda. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda para pemuda Indonesia yang kala itu masih bersifat kedaerahan berhasil dipersatukan dalam berbagai wadah organisasi maupun gerakan kepemudaan yang bersifat kebangsaan. Tidak main-main, persatuan para pemuda Indonesia kala itu yang dijiwai dengan tekad semangat nasionalisme dan patriotisme, berhasil menyatukan perjuangan rakyat Indonesia dari berbagai wilayah. Hingga pada akhirnya mampu menghantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan.
Kini setelah Indonesia merdeka, banyak cara yang dipakai para pemuda Indonesia dalam memaknai serta mengamalkan Sumpah Pemuda. Misalkan saja melalui berbagai torehan prestasi yang diperoleh dalam ajang kompetisi nasional maupun internasional. Banyak pula yang berkarya dengan berinovasi dalam bidang teknologi dan pangan (kuliner). Tidak jarang pula pemuda Indonesia yang kini berjaya dalam dunia wirausaha. Mereka tidak saja menuntut perubahan dengan hanya sekedar “berkoar-koar”, namun mereka juga menyumbangkan solusi dan tindakan nyata bagi perubahan bangsa dan negaranya menuju lebih baik.
Di sisi lain, kita amat prihatin dengan kondisi sebagian pemuda Indonesia masa kini yang masih mengalami krisis identitas diri dan krisis kebangsaan. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai aksi atau tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh sebagian pemuda kita yang sedang mengalami disorientasi tersebut. Mulai dari merebaknya gaya hidup sekuler, hedonis, alay, hingga bahkan sejumlah aksi anarkhis di dalam pergaulan kehidupan pemuda Indonesia akhir-akhir ini. Seiring perkembangan zaman, kini sebagian pemuda kita pun telah dihinggapi sikap apatis, hingga cenderung cuek terhadap masalah yang menimpa bangsanya. Bahkan yang mesti kita waspadai bersama adalah munculnya kembali gejala-gejala semangat kedaerahan (etnosentrisme) pada sebagian pemuda Indonesia akhir-akhir ini.
Wahai pemuda Indonesia, sejenak mari kita renungkan bersama. Pernahkah sebagai pemuda Indonesia masa kini, kita membayangkan betapa berat dan sengsaranya perjuangan pemuda Indonesia kala itu dalam turut serta merebut kemerdekaan Indonesia? Pernahkah kita membayangkan betapa besarnya pengorbanan pemuda Indonesia pendahulu kita kala itu? Pernahkah kita merasa berhutang budi, bahkan berhutang jasa kepada mereka para pemuda kusuma bangsa pendahulu kita? Lalu sudah merasa hebatkah diri kita dengan berlagak sok-sokan, merasa paling hebat dan unggul, merasa paling benar sendiri, rajin tawuran seperti yang terjadi belakangan ini? Apakah seperti itu balasan kita atas jasa-jasa perjuangan Pemuda Indonesia kala itu?
Melalui momen peringatan Hari Sumpah Pemuda mestinya mampu membangkitkan kembali semangat nasionalisme dan patriotisme pada setiap jiwa pemuda Indonesia. Sehingga tidak ada lagi pemuda Indonesia yang mengalami krisis identitas diri maupun krisis kebangsaan. Tidak ada lagi pemuda Indonesia yang bersikap apatis, egois ataupun kedaerahan. Sebagai pemuda Indonesia janganlah kita hanya terus menuntut kepada negara akan perubahan yang lebih baik, tanpa memberikan solusi dan tindakan nyata yang progresif. Saatnya Pemuda Indonesia membuktikan komitmennya kepada nusa, bangsa dan negara ini melalui pengabdian dan karya nyata. Tetap bersatu padu dalam keragaman, “unity in diversity”!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H