Lihat ke Halaman Asli

Musim Pertaubatan

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim demi musim telah kulalui
Namun sepertinya aku adalah anomali
Hanya kemarau panjang yang kurasakan selama ini
Tak ada hujan yang mendinginkan
Juga tak muncul angin yang mendamaikan
Gersang

Terik cuaca kehidupan kian mendidihkan hatiku
Gersang kering kerontang
Bagaikan di tengah-tengah padang pasir
Dan aku hanyalah partikel berlumur dosa
Diantara lautan pasir itu
Hitam legam

Hingga suatu ketika
Kutemukan rumah Mu yang begitu sederhana
Namun musnahlah segala kegersangan saat kumasuk ke dalamnya
Lenyaplah segala keangkuhanku di hadapan Mu
Basah kuyup jiwa ini dalam sujudku
Pasrah berserah

Di rumah Mu itu
Telah kutemukan kembali musim semi
Yang terus menumbuhkan tunas-tunas kebajikan
Dan kini gersangku telah berlalu
Berganti dengan pertaubatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline