Lihat ke Halaman Asli

Kisah Nyata: Mereka Meremehkan dan Mengejek Sahabat Saya (bag. 1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup ini kita semua tahu tidak ada yang sempurna. Mustahil bila seseorang dikatakan atau bahkan merasa dirinya sempurna. Sebab kesempurnaan itu sejatinya hanya dimiliki oleh Dia sang maha sempurna, Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana jadinya kalau ada seseorang yang selalu merasa dirinya sempurna dan lebih baik dari orang lain? Hingga sampai-sampai dengan begitu mudahnya mulut atau hati ini mengejek bahkan meremehkan orang lain. Tanpa bercermin terlebih dahulu atas kondisi diri sendiri. Hmmm………


Seperti kisah nyata yang dialami seorang sahabat Nusantara kita yang satu ini. Sebut saja namanya Ardo, sosok yang nampak begitu sederhana. Kini dia sedang kuliah di salah satu Universitas Negeri yang cukup terkenal di Indonesia. Walau dia sudah mahasiswa semester tingkat akhir, namun dari penampilan secara fisik banyak yang tidak percaya. Secara fisik dia nampak pendek badannya, kurus dan kecil. Ardo juga mengaku pernah dikatakan “masih SMP kok udah kuliah mas?”. Namun dia menceritakan hal itu sudah biasa diterimanya. Bahkan katanya dia juga pernah diejek “anak SD ngapain main di kampus?”. Tapi Ardo sahabat Nusantara kita yang satu ini tetap berusaha bersabar dengan semua itu. Walau pastinya hatinya terluka.


Kisah nyata yang dialami Ardo ini juga kerap kali dialami sahabat Nusantara yang lainnya. Ialah salah satu kebiasaan buruk bangsa ini, melihat dan menilai sesuatu atau seseorang hanya dari tampilan (covernya) semata. Coba saja renungkan bagaimana pandangan reflek yang terlintas dalam pikiran Anda masing-masing ketika melihat seseorang. Misalkan saja saat melihat (maaf) orang cacat. Mungkin saja diantara Anda secara reflek akan meremehkan atau bahkan mengejeknya. Padahal, kita tahu banyak penemuan-penemuan dunia dan karya-karya besar fenomenal yang dihasilkan mereka yang memiliki kekurangan secara fisik (cacat). Kasus lain yang juga sering saya saksikan yaitu diskriminasi pelayanan terhadap seseorang yang memiliki kekurangan tertentu (cacat). Ini tentu tidak boleh terjadi lagi dalam masyarakat kita.


Dalam Nusantara ini ada banyak orang yang mengalami nasip semacam Ardo. Terkadang diantara mereka bukanlah orang yang biasa-biasa saja. Bahkan seringkali mereka justru memiliki kemampuan dan pemikiran jauh melebihi para orang yang mengklaim dirinya lebih baik dan sempurna. Mereka terkadang memang tidak mau menampakkan atau menyombongkan kemampuannya. Mereka lebih memilih berpenampilan sederhana dan apa adanya. Sayangnya banyak diantara masyarakat kita yang ngakunya paling sempurna, suka meremehkan dan mengejek orang-orang semacam Ardo ini. Hmmm…tanpa bercermin pada diri sendiri.


Nah dari catatan sederhana yang terinspirasi kisah nyata Ardo ini semoga mampu membuka mata hati dan pikiran kita semua. “DON’T JUDGE A BOOK BY IT’S COVER”! Sebaiknya janganlah kita menilai atau melihat seseorang dari penampilannya semata. Jika masyarakaat Nusantara tetap mempertahankan kebiasaan menilai sesuatu dari penampilan luarnya semata, maka yang akan didapatkan hanyalah kepalsuan ataupun pencitraan. Kita semua perlu belajar dari kisah yang dialami Ardo. Cobalah bercermin atas kondisi diri kita sendiri sebelum kita menilai diri orang lain. Jangan pernah lagi menganggap remeh orang lain siapapun itu. Inilah salah satu kunci dasar WUJUDKAN NUSANTARA JAYA !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline