Lihat ke Halaman Asli

Sisi-sisi Romantisme Hujan

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal November ini hujan mulai mengguyur hampir seluruh wilayah Indonesia. Intensitasnya ada yangberupa hujan ringan (gerimis) hingga hujan lebat. Bahkan pada awal pekan lalu hujan yang turun begitu lebat telah menyebabkan beberapa kawasan Idonesia terendam bajir. Warga ibu kota pun mulai bersiap-siap dan kembali dibuat was-was dengan ancaman banjir yang bisa datang sewaktu-waktu.


Hujan, di satu sisi dipuja-puja kehadirannya namun di sisi lain juga terkadang dicela hingga bahkan dihujat. Hujan terkadang dicela atau dihujat karena kerapkali dianggap sebagai pembawa malapetaka. Seperti tanah longsor, banjir, kerusakan jalan, dsb. Banyak ibu rumah tangga yang mengeluh jemuran pakaiannya tak kunjung kering karena hujan, Tidak jarang orang yang mengeluh batal bepergian atau melakukan aktivitas outdoor gara-gara hujan. Ada lagi pedagang yang merasa merugi lagi-lagi karena hujan. Wah sial bener jadi hujan ya, hehe



Jika kita renungi sebenernya banyak sekali sis-sisi positif dari hujan. Yang tidak sepatutnya terus-terusan kita hujat dan kita maki. Hujan itu adalah sahabat para Pak Tani. Tanpa ada hujan kemungkinan tanaman Pak Tani terancam kekeringan dan akhirnya mati. Hujan membuat tanaman-tanaman kembali tumbuh bersemi, bertunas lagi. Sawah-sawah kembali basah siap ditanami padi. Sungai-sungai pun kembali mengalir dengan deras. Membuat ikan-ikan menari-nari di dalamnya.


Hujan, memang tidak selamanya membawa petaka. Sebab petaka itu lebih dikarenakan ulah para manusia sendiri yang kurang menjaga alam. Coba kita rasakan saat hujan turun. Bukankah sebenernya hujan itu begitu romantis? Tidak percaya? Coba kita telaah bersama. Mungkin sebagian dari Anda pernah kehujanan di perjalanan saat bersama kekasih tercinta. Akhirnya berteduh bersama menikmati indahnya hujan. (tapi khusus bagi yang punya pacar ni, hehe).


Hujan yang turun malam hari, juga mampu menghadirkan romantisme yang lebih spesial lagi. Khususnya bagi kita yang tinggal di pedesaan, saat hujan turun malam hari biasanya akan diiringi dengan bunyi katak (kodok) yang bersahut-sahutan. Ditambah senandung merdu jangkrik yang berpadu dengan suara rintik hujan di atas genting. Coba Anda rasakan, paling tidak seperti menikmati alunan music jazz yang begitu harmoni ( hehe, lebay dikit nih…..)


Tidak hanya itu, suasana ketika hujan paling enak buat ngumpul bareng sama keluarga, sahabat, atau orang-orang terkasih sambil menikmati secangkir teh atau kopi hangat. Ditambah panganan pelengkap yang serba hangat, semisal jagung bakar. Obrolan pun akan mengalir tak terasa bersama rintik hujan yang terus berjatuhan. Suasana hujan memberikan sensasi tersendiri buat ngumpul bareng.


Nah sekarang kita bisa merasakan bahwa hujan itu sebenarnya romantic. Hujan itu berkah yang patut kita syukuri bersama. Ada berjuta kisah romantis yang dibawwa ataupun ditebarkan bersama rintik-rintik hujan yang jatuh ke bumi. Tidak perlu lagi takut, sebal, menghujat maupun mengeluh saat hujan turun. Sebab hujan menawarkan pelangi yang begitu indah diantara pekat mendungnya yang menyeramkan. Bukankah amat disayangkan jika menjadikan hujan sebagai kambing hitam atau alasan atas rasa malas kita? Walau kini musim hujan telah tiba, jangan pernah bersedih hati ataupun berkeluh kesah. Tetap semangat bergembira menyambut datangnya hujan. Dan mari ciptakan kisah-kisah romantic bersamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline