Lihat ke Halaman Asli

Api Soempah Pemoeda

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari tubuh kaleidoskop sejarah, 1928
Kini jutaan pemuda dengan muka kecut berdiri terengah-engah
Linglung di persimpangan jalan terasing dari negerinya sendiri
Tatapannya hampa, hanya ada seribu tanya yang terpancar dari matanya

Tidak! Tidak! Tidak...!
Ini bukan zaman 1928 lagi
Saat pemudapemudi sibuk merumuskan Soempah Pemoeda
Dengan darah juang dan derai air matanya

Bangunkan bung Tomo juga bung Karno!
Kita butuh pelurusan sejarah
Lalu tanyakan apa makna Soempah Pemoeda?
Bagaimana wujudkan tanah air satu, Indonesia?
Juga siapa yang harus berbangsa satu, Indonesia?
Dan mau dikemanakan bahasa persatuan kita?
Wahai pemudapemudi Indonesia, jawablah!

Hari sudah siang, kawan
Putra sang fajar telah tiada,
Bangunkan jiwa ragamu sekarang!
Bukan waktunya lagi menikmati mimpi malam mu
Berhentilah beromantisme mesra dengan manisnya sejarah,

Pemudapemudi harapan bangsa
83 tahun silam hanyalah awal
Singsingkan lengan bajumu dalam bara api kebangsaan
Karena berhenti pasrah atas keadaan berarti pecundang,
Nihil besar!

Bangun! Bangun! Bangunlah kawan!
Bersama kepalkan tangan dan teriakkan bangkit pemudapemudi Indonesia!!!
Ayo, pemudapemudi Indonesia BISA!

Jogja 27102011
Mengenang Soempah Pemoeda




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline