Pada akhir-akhir ini nampaknya bangsa Indonesia benar-benar sedang dilanda oleh “badai demoralisasi bangsa”. Hal itu terlihat dari semakin meningkatnya kasus-kasus amoralitas yang seringkali kita saksikan dari Televisi, media cetak maupun media-media elektronik lainnya. Di berbagai media baik lokal maupun nasional hampir setiap hari selalu ada berita terkait kasus-kasus yang semakin mempertegas adanya “badai demoralisasi bangsa”. Mulai dari kasus pembunuhan, kasus pelecehan, kasus video mesum atau pornografi dan pornoaksi, kasus penculikan, kasus perampokan, kasus terorisme, kasus korupsi, dsb.
Mengurai dan menyususri akar dari segala permasalahan demoralisasi bangsa yang terjadi saat ini akan mengantarkan kita pada banyak sekali sebab dan faktor. Tentu tidak mungkin ada api kalau tidak ada asap. Demikian pula demoralisasi yang sedang melanda bangsa ini, pasti ada sebab-sebabnya. Maka dari itu dalam menyikapi segala kasus yang merupakan dampak demoralisasi bangsa ini, kita semua harus menggunakan hati nurani dan kepala dingin. Dan jangan sampai terjadi main hakim sendiri, apalagi (maaf) merasa kita yang paling suci dan benar sendiri.
Di samping itu, dalam menyikapi segala kasus amoralitas yang sedang melanda bangsa ini, jangan sampai kita hanya sibuk mencari siapa yang patut disalahkan, atau bahkan sibuk saling menyalahkan. Jika kita hanya sibuk saling menyalahkan, penulis khawatir energi bangsa ini akan terkuras hanya untuk sebuah masalah. Maka silahkan saja cari siapa yang salah, dalam arti untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum. Namun jangan sampai berlarut-larut tenggelam pada satu permasalahan hingga melalaikan permasalahan-permasalahan dan tantangan-tantangan yang harus bangsa ini hadapi.
Perlu kita sadari yang sering kali bangsa ini lupakan adalah pembelajaran dari setiap kasus dan permasalahan yang terjadi. Setiap kasus dan permasalahan yang terjadi selayaknya kita jadikan pembelajaran berharga dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Jangan sampai kasus yang serupa terjadi di lain waktu. Saatnya-lah bangsa ini untuk instropeksi diri. Mari BANGKIT, mari INSTROPEKSI...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H