Lihat ke Halaman Asli

Melumpuhkan Ideology Radikalisme

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ancaman terorisme di Indonesia memang tidak main-main. Kini benih-benih terorisme itu semakin tumbuh subur bak jamur di musim penghujan. Para teroris nampaknya semakin cerdik dalam menebar benih-benih ideology radikalisme ke dalam fikiran masyarakat Indonesia. Target mereka tidak hanya orang tua, namun kebanyakan justru para generasi muda yang masih labil psikologisnya. Bahkan akhir-akhir ini terbongkar bahwa salah satu metode penanaman ideology radikalisme tersebut juga melalui semacam cuci otak.



Tidak berlebihan kiranya jika terorisme diartikan sebagai sebuah bencana moral bangsa. Karena akibat yang ditimbulkannya itu sangat kompleks. Tidak hanya memakan korban jiwa namun juga meninggalkan terror psikologis bagi masyarakat Indonesia. Terror secara psikologis ini biasanya akan betahan lama dan sulit dipulihkan. Masyarakat menjadi paranoid, selalu dihantui rasa takut, mudah berprasangka negative, dan terror psikologis lainnya. Jika tidak segera dihentikan hal ini justru akan menimbulkan rasa saling curiga di antara anggota masyarakat. Yang pada akhirnya bisa memecah belah bangsa ini.


Sudah saatnya kita sadari bersama bahwa terorisme dan ideology radikalisme merupakan bahaya laten bagi bangsa Indonesia. Ideology radikalisme merupakan ancaman serius yang patut kita waspadai selalu. Oleh karena itu upaya deradikalisasi harus terus digiatkan, tidak hanya digembor-gemborkan semata. Butuh sinergi dari seluruh elemen bangsa ini dalam melakukan deradikalisasi terorisme yang terjadi di tanah air. Target upaya deradikalisasi tersebut harus mencakup seluruh masyarakat Indonesia. Jangan hanya dilakukan terhadap para teroris semata. Sebab ideology radikalisme itu kini telah merasuki jiwa sebagian masyarakat kita.


Yang perlu menjadi catatan bersama adalah bahwa ideology radikalisme akan lebih mudah merasuki jiwa masyarakat yang labil. Kelabilan itu menunjukkan adanya kondisi sosial yang bermasalah dalam masyarakat tersebut. Entah karena adanya kesenjangan sosial, ketidakadilan, kemiskinan yang berkepanjangan, maupun frustasi sosial yang begitu kompleks. Untuk itu butuh sinergi bersama seluruh komponen bangsa ini dalam upaya melumpuhkan ideology radikalisme yang terus ditebarkan oleh para teroris. Mulai dari lingkup keluarga, masyarakat, lembaga Pemerintah, ormas-ormas agama, dan lembaga pendidikan harus bersatu padu melumpuhkan ideology radikalisme yang disebarkan oleh para teroris.


Yang pertama keluarga. Akhlak dan moralitas seorang anak sangat ditentukan oleh pendidikan informal yang ada dalam keluarganya. Maka dari itu setiap keluarga harus menanamkan pendidikan budi pekerti kepada anaknya sejak dini. Termasuk memberikan kesadaran tentang toleransi hidup. Yang kedua lingkungan masyarakat. Untuk melumpuhkan ideology radikalisme maka harus dibangun tata kehidupan masyarakat yang madani. Setiap anggota masyarakat harus lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini perlu dibangun keterbukaan, semangat persaudaraan, serta toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline