Lihat ke Halaman Asli

Masihkah Jogja Berhati Nyaman?

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertama kali aku melangkahkan kaki di Yogyakarta waktu mendaftar sebagai mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi ternama di sana, aku merasa begitu kagum dengan kota yang mendapat gelar sebagai “kota pelajar” itu. Yogyakarta terkenal dengan nama bekennya “Jogja”. Sebelumnya aku hanya melihat Jogja dari berita di televisi atau media cetak. Pernah sekilas lewat ketika itu mau ke kota lain. Dulu aku hanya tahu seluk-beluk Jogja lewat internet dan buku. Tapi kini setelah lama menyusuri pesona kota Jogja, aku pun jadi sedikit banyak tahu tentang kota budaya itu. Tapi ada sedikit rasa kecewa dalam hati ku ketika melihat Jogja yang kini telah berubah dari Jogja yang dulu. Dulu awal di Jogja aku sangat kagum dengan slogan-nya “Jogja Berhati Nyaman”. Jika dihayati tentu slogan atau jargon itu mengandung makna yang amat dalam. “Jogja Berhati Nyaman” bisa kita tafsirkan kota dimana sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan warga-nya sangat menyenangkan. Mungkin dulu slogan ini masih sangat dipegang teguh dan diamalkan oleh warga Jogja. Namun nampaknya kini mulai luntur tergerus oleh zaman globalisasi. Katanya “Jogja Berhati Nyaman”, namun kini aku sering menjumpai adanya kasus kehilangan/pencurian yang dialami oleh kawan-kawan mahasiswa. Bahkan helm kesayangan ku pun pernah raib menjadi korban maling ketika aku mampir sholat di sebuah masjid. Katanya “Jogja Berhati Nyaman”, tapi aku melihat akhir-akhir ini justru marak kejahatan jalanan yang pelakunya tidak segan-segan melukai sang target. Walaupun informasi terakhir yang ku peroleh membuatku lega, karena para pelakunya telah berhasil dibekuk oleh tim khusus Polisi DIY. Katanya “Jogja Berhati Nyaman”, tapi aku pernah menjumpai adanya (maaf) paku yang sengaja disebar di jalan sekitar kampus oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Aku berfikir mungkin itu semua dilakukan oleh orang-orang yang bukan merupakan warga Jogja asli. Aku masih yakin kalau warga Jogja tetap memegang teguh nilai-nilai luhur dan mengamalkan slogan bahwa “Jogja Berhati Nyaman”. Dan semoga semua ini memang benar, yang pasti aku tidak ingin berburuk sangka atau menuduh siapa pun. Namun segala tindakan tidak terpuji dan perilaku amoral yang marak terjadi di kota Jogja belakangan ini nampaknya harus menjadi perhatian serius khususnya oleh seluruh warga Jogja. Belum lagi sembutan baru Jogja terkait akan maraknya pergaulan bebas (free sex) dan icon “Pasar Kembang”-nya yang sangat terkenal itu. Dari hasil surve terakhir juga menyebutkan kalau Jogja sebagai kota peringkat pertama yang selalu update terhadap “porno” di dunia maya, tidak bisa dipungkiri karena memang banyak pelajar dan mahasiswa di sana. Namun jika itu semua dibiarkan terus akan membuat masyarakat (khususnya dari luar kota Jogja) bertanya-tanya “Masihkah Jogja Berhati Nyaman”? Semboyan “Jogja Berhati Nyaman” perlu direnungkan dan dihayati kembali oleh warga Jogja. Jangan sampai semboyan itu sekedar menjadi hiasan di jalan-jalan Jogja, namun juga terpatri kuat dalam jiwa seluruh warga Jogja. Sehingga Jogja tetap menjadi kebanggan negeri, kebanggan kita bersama. Masyarakat umum dan wisatawan pun akan semakin tertarik dan kagum dengan pesona Jogja yang berhati nyaman. Para orang tua pun tidak akan takut lagi jika menyekolahkan putra-putri mereka di Jogja. Karena belakangan ini aku mendengar masyarakat yang merasa khawatir anaknya terjerumus atau menjadi korban pergaulan bebas manakala sekolah/kuliah di Jogja. Kita tidak bisa menyalahkan kekhawatiran para orang tua itu, karena memang demikian ironis kenyataannya. Untuk itu Jogja harus kembali menjadi Jogja yang seperti dulu. Jogja yang kita kenal selama ini adalah Jogja yang terkenal dengan keramah-tamahan para warganya. Jogja yang kental akan budaya dan adat istiadat kejawen-nya. Jogja yang menjadi cagar budaya bangsa. Dan “Jogja yang benar-benar Berhati Nyaman”.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline