Sebagai satu-satunya dokter di lingkup keluarga saya, saya terkadang menjadi tempat konsultasi kesehatan untuk sanak keluarga saya. Biasanya untuk sakit yang ringan-ringan saja... Syukurlah tentu saja. Runyam tentu kalau yang berat. Tidak hanya dari mereka saja, tetangga sekitar rumah juga ada kalanya bertanya pada saya untuk konsultasi.
Di kala demikian, mereka terkadang juga bertanya mengenai hasil laboratorium (lab) darahnya saat menjalani pemeriksaan untuk sekadar medical check-up rutin. Sakit sih tidak, hanya untuk cek saja memastikan tidak ada hal penting atau mendesak untuk ditangani...
Dari hasil lab itu, yang sering terjadi adalah mereka menaruh perhatian untuk bagian angka/hasil yang diberi tanda bintang (*). Tanda ini memang sudah menjadi konsensus internasional untuk menandai bahwa angka/hasil yang dimaksud berada di luar rentang nilai normal.
Tanda itu akan selalu diberi jika tidak termasuk dalam rentang normal itu, bahkan jika 'hanya' beda satu atau sepersekian; katakanlah 9,9* atau 20,1* jika rentangnya 10-20 misalnya.
Sebagian mereka ada yang agak khawatir dengan tanda bintang itu. Saya harus meyakinkan mereka bahwa itu bisa diabaikan jika secara klinis dan historis tidak ada hal bermakna yang patut diperhatikan.
Sebelum saya membahas tentang hasil lab ini, saya akan membahas sekilas bagaimana seorang dokter idealnya berpraktik dan mendiagnosis pasien. Hal ini penting karena akan menjadi pengantar dan pemberi arahan untuk membuat pola pikir (mindset) tentang sebuah hasil laboratorium.
Saat seorang pasien datang berkunjung ke tempat praktik dokter, momen saat pasien membuka pintu ruang praktik itulah sudah dimulai investigasi dokter untuk pasien ini.
Dari cara berjalan, berpakaian, dan penampilan sudah bisa didapat garis besar kira-kira sakit seperti apa yang nantinya akan dikeluhkan pasien, apakah ringan saja atau sudah mulai berat atau serius. Proses selanjutnya yaitu tanya jawab atau wawancara, yang dalam bahasa medis disebut anamnesis.
Pada saat ini, dokter akan melontarkan sejumlah pertanyaan untuk mengarahkan ke diagnosis-diagnosis yang mungkin menjadi masalah pasien ini.
Semua pertanyaan yang diajukan dokter bertujuan untuk melakukan saringan-saringan agar didapat kepastian diagnosisnya. Ini mirip seperti melakukan seleksi untuk sebuah lomba.