Lihat ke Halaman Asli

Pencopet Berpendidikan

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada pohon tinggi hijau dan tanah gersang, ada gedung tinggi dan gubug-gubug liar, ada sikaya dan simiskin, ada tawa pesta dan tangis bayi kelaparan. Di negeri ini memang banyak sekali kekontrasan yang membuat penghalalan segala cara untuk bertahan. wajar juga kalau negeri ini menjadi gudang pencopet. Selama ini kita mengenal pencopet dengan daerah operasi pasar, terminal, angkot ataupun tempat keramaian lain. Megambil dompet dengan cara diam-diam dari orang yang mereka anggap mempunyai banyak uang. ya begitulah sehari-hari mereka demi menyambung hidup dengan segala keterbatasan & serajin apapun mereka mencopet toh mereka tetap miskin. Tetapi paling tidak saya tetap menghargai usaha mereka karena dengan segala kekurangan, ketidak mampuan dan keterpaksaan mereka lebih memilih mencopet dengan taruhan nyawa daripada meminta-minta (mengemis).

Lain halnya dengan jenis pencopet yang satu ini. Dengan kondisiyang sangat berlawanan tetapi mereka sama-sama pencopet. Yaitu mereka yang telah mencopet hak-hak banyak orang yang seharusnya dan sewajarnya orang-orang terima. Pencopet seperti ini tidak memilih sasaran entah itu kaya miskin tua muda laki-laki perempuan. Bahkan sahabat kental mereka sekalipun yang sedang tertatih berjalan pincang bisa menjadi sasaran. Dengn hanya duduk di ruang ber-AC sambil memanfaatkan segala keleluasaan mereka untuk menggendutkan kulit perut mereka tanpa mempedulikan resahnya para kaum susah akibat ulah mereka, mencuri jatah orang, menikam dari belakang dan mencari kambing hitam adalah keahlian mereka. Saya lebih senang menyebut mereka binatang yang menghalalkan segala cara asalkan perut kenyang. Saya sebenarnya tak habis pkir, kalau hanya untuk alasan perut kenyang, bukankah mereka serba kecukupan?Bahkan fasilitas yang mereka dapat melebihi kebutuhan sewajarnya?

Merekalah para pencopet berpendidikan yang telah menyalahgunakan tujuan pendidikan. Merekalah pencopet yang tidak hanya merugikan banyak orang tetapi juga sebagai pencipta pencopet-pencopet tak berpendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline