Lihat ke Halaman Asli

Badri

Mahasiswa Manajemen dan Administrasi Logistik Universitas Diponegoro

Deteksi Stunting Sedari Dini, Mahasiswa Undip Berikan Pendampingan Cara Penggunaan Alat Antropometri dengan Baik dan Benar pada Kader Posyandu

Diperbarui: 12 Februari 2023   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Sukoharjo (03/02/2023), Stunting merupakan sebuah kondisi kelainan pada tumbuh kembang anak yang ditandai dengan tinggi badan anak yang di bawah rata-rata. Seorang anak dapat dinyatakan terduga stunting apabila tinggi badan dan kondisi fisiknya tidak bertambah secara signifikan sejalan dengan pertambahan usianya. Permasalahan stunting ini pada dasarnya dipengaruhi oleh kekurangan gizi dan nutrisi pada anak yang menyebabkan kurang sempurnanya tumbuh kembang pada anak.

Guna menurunkan angka stunting maka pemerintah mengerahkan kebijakan penyaluran antropometri ke masing-masing desa dalam menunjang kegiatan posyandu. Penyerahan bantuan alat antropometri ini dilakukansebagai langkah optimalisasi pada penimbangan dan pengukuran tubuh pada anak sehingga dapat mendeteksi kondisi stunting pada anak.

Antropometri kit merupakan alat ukur yang berfungsi dalam membantu melakukan pengukuran pada proporsi, dimensi, dan berat pada tubuh manusia sebagai acuan dalam analisis asupan gizi pada manusia terutama pada anak-anak. Alat ukut antropometri ini terdiri dari alat ukur panjang badan pada bayi, alat ukur tinggi badan pada balita, timbangan digital , alat ukur lingkar lengan atas serta alat ukur lingkar kepala pada anak.

Dok. pribadi

Sayangnya, dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang terjadi dilapangan, masih terdapat kekeliruan dan kurangnya pengetahuan akan penggunaan alat ukur antropometri. Permasalahan yang kerap dihadapi adalah permasalahan akurasi dan presisi dalam penggunaan alat antropometri tersebut. Padahal jika ditelusuri akurasi dan presisi dalam penggunaan alat ukur tersebut merupakan indkator penting dalam penentuan status gizi pada anak. Hal yang sama juga dierjadi pada kegiatan posyandu di Desa Sidorejo, Kec. Bendosari, Kab. Sukoharjo. Dalam kegiatan posyandu rutin yang dilakukan, terutama dalam proses penggunaan alat antropometri masih belum benar-benar memperhatikan akurasi dan presisi dari penggunaan alat tersebut. Kesalahan ini jika terus dibiarkan ditakutkan akan menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pendataan fisik anak sehingga dapat berakibat pada kesalahan diagnosa pemeriksaan.

Dok. pribadi

Guna mencegah kesalahan tersebut sekaligus guna meningkatkan pelayanan posyandu, maka Afrio Yandra selaku mahasiswa KKN TIM I Undip 2023 di Desa Sidorejo memutuskan untuk mengadakan kegiatan Pendampingan Penggunaan Alat Ukur Antropometri yang Dibutuhkan Posyandu secara Baik dan Benar sesuai dengan standar Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kegiatan pelatihan ini bertujuan agar para Kader posyandu dapat menggunakan alat ukur antropometri dengan baik dan benar terutama dalam menentukan akurasi penggunaan alat. Kegiatan ini juga bertujuan agar para kader posyandu dapat memiliki keterampilan dalam menilai status nilai gizi anak dari hasil pengukuran antropometri yang akurat dan sesuai standar agar tidak terjadi kesalahan pada diagnosa kesehatan anak.

Kegiatan pendampingan ini dilakukan pada 03 Februari 2023. Kegiatan diawali dengan presentasi yang dilakukan oleh Afrio Yandra (Mahasiswa KKN TIM I Undip 2023) kepada Ibu-Ibu kader posyandu di Desa Sidorejo. Dalam kegiatan presentasi ini mahasiswa menjelaskan mengenai bagaimana keterkaitan antara akurasi dan presisi pada alat ukur antropometri sebagai indikator penting dalam mendiagnosa kondisi stunting pada anak. Pada presentasi ini Afrio juga menjelaskan mengenai bagaimana cara penggunaan alat ukur antropometri, mulai dari proses persiapan penggunaan alat hingga pada proses pendataan dan pencatatan dari hasil pengukuran. Guna keberlanjutan program, maka mahasiswa juga membekali kader posyandu dengan booklet atau buku panduan penggunaan alat antropometri yang baik dan benar. Penulisan booklet yang diserahkan ini pastinya sudah disesuaikan dengan arahan dan standar penggunaan alat yang disarankan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Tidak hanya melalui presentasi, mahasiswa juga melakukan pendampingan pada para kader posyandu melalui kegiatan posyandu rutin. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa kembali melakukan pengecakan pada akurasi dan presisi alat ukur dan melakukan penyetelan ulang pada alat ukur agar lebih akurat dan presisi. Mahasiswa juga menjelaskan kepada para kader mengenai pentingnya akurasi pada alat sebelum digunakan. Pada kegiatan pendampingan ini mahasiswa juga memberikan demostrasi mengenai penggunaan alat ukur antropometri yang baik dan benar sesuai dengan panduan dan arahan dari Kemenkes.

Dok. pribadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline