Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Kodrat Alam dan Kodrat Zaman Ki Hajar Dewantara serta Relevansinya dengan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 21 Januari 2023   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.isitmewa

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dan berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa dan negara untuk mencapai cita-cita nasional. Pendidikan dapat menuntun segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Tokoh dalam dunia Pendidikan dan memperoleh gelar Bapak Pendidikan Nasional adalah Ki Hajar Dewantara. 

Praktik dalam dunia Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dijadikan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan Pendidikan oleh pelaksana Pendidikan nasional. Kebijakan Pendidikan yang diambil sebagai upaya perbaikan dengan memperhatikan keadaan bangsa yang sejalur dengan falsafah budaya Indonesia. Kebijakan yang diambil pada saat ini yaitu Pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum merdeka sebagai terobosan dalam dunia Pendidikan.

Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang terdapat gagasan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara di mana Pendidikan dapat memfasilitasi peserta didik untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. 

Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan lingkungan di mana peserta didik berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang diberikan kepada peserta didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan perkembangan zaman. Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang berkaitan dengan pendidikan bagi peserta didik yaitu pendidikan dan pengajaran yang harus berpegang pada kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. 

Kodrat Alam yang dimaksud adalah kekuatan, potensi, atau keadaan diri yang secara alamiah melekat pada diri masing-masing peserta didik. Kodrat Zaman adalah kekuatan, potensi, atau keadaan diri yang berubah sesuai dengan kondisi sosial, budaya masyarakat, atau perkembangan zaman. Kodrat alam dan kodrat zaman merupakan konsep Ki Hajar Dewantara dalam memisahkan antara identitas, prilaku, dan aspek-aspek individual yang alamiah dan di mana hal ini dapat diwariskan. 

Ki Hajar Dewantara menekankan kepada para pendidik dalam menuntun peserta didik untuk mencapai kekuatan-kekuatan kodratnya yang sesuai dengan alam dan zaman maka kita harus menggunakan asas Trikon, yaitu asas kontinu, konvergen dan konsentris.

  • Asas kontinu, artinya seorang pendidik harus menuntun peserta didik dengan melakukan perencanaan dan pengembangan yang berkesinambungan menyatu dengan alam masyarakat Indonesia untuk secara berkesinambungan mewariskan peradaban.
  • Asas konvergen, artinya seorang pendidik harus menuntun peserta didik dengan pemikiran yang lebih terbuka terhadap segala sumber belajar, mengambil praktik-praktik baik dari kebudayaan lain, dan menjadikan kebudayaan kita bagian dari alam universal.
  • Asas konsentris, artinya seorang pendidik harus menuntun peserta didik dengan berdasarkan pada kepribadian karakter dan budaya kita sendiri sebagai pusat asasnya yang diyakini mampu menghadapi arus perubahan kodrat zaman seperti Abad ke-21.

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kemudian diterapkan dalam kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang mengambil pembelajaran intrakurikuler di mana konten akan lebih dioptimalkan agar peserta didik dapat memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. 

Pendidik diberikan kebebaskan dalam memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum merdeka adalah peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakternya sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. 

Peserta didik juga dapat fokus terhadap materi yang esensial sehingga ada waktu yang cukup untuk pelaksanaan proses pembelajaran yang lebih dekat dengan kehidupan peserta didik (kontekstual), membuka lebih banyak kegiatan untuk berdiskusi (dialogis), mengasah kemampuan berpikir kritis dan membangun kreativitas peserta didik. Pendidik juga lebih fleksibel dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan dapat melakukan penyesuaian terhadap konteks dan muatan lokal.

Pelaksanaan pembelajaran kurikulum merdeka Abad ke-21, dilakukan secara berdiferensiasi yang memberikan keleluasaan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing peserta didik. Pendidik diharapkan mengetahui gaya belajar peserta didik dengan melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dengan melihat latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, serta bakat dan minat peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. 

Pembelajaran pada kurikulum merdeka diharapkan dapat memerdekakan peserta didik dengan seutuhnya, artinya peserta didik dapat berkreasi dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minatnya tanpa adanya paksaan dari orang lain, namun tetap mendapatkan arahan dari pendidik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline