Lihat ke Halaman Asli

Cintya Pradnya A

life actress

APPY Ditengah Terjangan Majunya Teknologi

Diperbarui: 11 Juni 2022   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

APPY atau Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta merupakan sebuah asosiasi yang cukup besar untuk menampung para pengrajin yang berada di kota Yogyakarta. Asosiasi ini merupakan asosiasi yang non formal sehingga belum ada pengesahan yang berlandaskan hukum. Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta berdiri sejak 14 Mei 2014. Ini semua bermula dari 6 founder APPY yang bertemu di media sosial dan pada akhirnya membentuk suatu wadah untuk bisa menampung hobi yang mereka miliki. Walaupun APPY belum menjadi asosiasi yang formal, namun APPY sudah mendapat dukungan penuh oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam pengelolaannya, APPY memiliki masalah utama yang sudah cukup lama terjadi yaitu soal pengelolaan sosial media dan marketing. Bisa dilihat pada halaman Facebook Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta bahwa halaman Facebook tersebut terakhir mengunggah postingan terakhir pada tahun 2017. Sedangkan di Instagram yang menjual produk dari semua anggota Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta yang bernama Semua Indah terakhir memposting konten pada tahun 2019.

Saya beserta teman-teman kelompok sempat mewawancarai salah satu anggota Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta yang bernama ibu Ika. Kami melakukan wawancara dengan menggunakan metode SWOT yaitu petanyaan yang mengandung unsur strengths, weakness, opportunities dan threats. Dari pertanyaan tentang weakness kami mendapatkan informasi bahwa APPY memiliki kendala di bidang media sosial dan marketing. Ibu Ika mengatakan bahwa hal itu terjadi karena kurangnya sumber daya yang ada di asosiasi tersebut. Anggota Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta memang kebanyakan berisikan ibu-ibu rumah tangga yang mana kurang mengerti soal teknologi untuk membuat desain dan mengelola sosial media. Dari sinilah masalah muncul karena semakin lama teknologi semakin maju sehingga banyak sekali pesaing-pesaing muncul di dunia internet dan mereka kurang bisa mengontrol masalah  ini dengan baik. Hal ini memicu masalah baru seperti mempersulit masyarakat yang sangat ingin mengetahui informasi mengenai Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta melalui internet karena informasi yang disediakan kurang lengkap dan tahun posting terakhir yang sudah cukup lama. 

Dari hasil wawancara yang kami dapatkan, memang yang menjadi masalah utama disana adalah tentang pengelolaan media sosial dan marketing. Kami mencoba mengulik lebih dalam tentang masalah ini dan menanyakan langsung kepada ibu Yayuk Sukardan selaku ketua dari Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta. Beliau sempat meminta kami untuk membantu mengelola akun sosial media yang dimiliki oleh Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta. Dari mulai membuat companny profile, desain feeds instagram hingga pengelolaan akun secara keseluruhan demi memajukan dan menghidupkan kembali Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta di mata masyarakat. 

Melihat masalah tersebut kami ingin memberikan solusi kepada Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta berupa mengadakan pelatihan pengelolaan sosial media untuk para anggotanya. Kami ingin memberi pelatihan dasar di berbagai media sosial yang sering digunakan di zaman sekarang seperti Instagram, Facebook dan Tiktok. Di Instagram mungkin kami bisa memberikan pelatihan bagaimana cara mengunggah foto dan video melalui story atau feeds. Bisa juga kami mengajarkan bagaimana caranya Live  atau siaran langsung melalui Instagram karena melihat sekarang banyak sekali pelaku usaha dan organisasi-organisasi lain menggunakan fitur tersebut untuk menarik audiens agar komunitas atau toko mereka bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.  Selain itu kami juga mengajarkan bagaimana cara mengedit foto agar telihat bagus dan menarik untuk dilihat oleh audiens. Selanjutnya untuk Tiktok kami ingin memberikan pelatihan bagaimana cara mengambil dan mengedit video sederhana melalui aplikasi tersebut. Tak lupa juga kami ingin memberi tahu bagaimana cara mengunggah video tersebut dan cara pengoperasian aplikasi tersebut. 

Daftar Pustaka :

Rangkuti, F. (1998). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline