Lihat ke Halaman Asli

cintyabellamarathusholiha

Mahasiswa UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Penerapan Ilmu Islam untuk Dakwah Global oleh LDII

Diperbarui: 24 November 2024   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Organisasi dakwah masyarakat di Indonesia adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia, juga dikenal sebagai LDII. LDII menganut ajaran Islam Sunni yang sesuai dengan pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah. LDII juga tersebar ke banyak negara, seperti Malaysia, Korea, Jepang, Amerika, dll., tetapi mereka tidak menggunakan nama LDII.

Sesuai dengan visi, misi, dan fungsinya, LDII bertujuan untuk meningkatkan kualitas peradaban, kehidupan, harkat, dan martabat kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. LDII juga berpartisipasi dalam pembangunan manusia seutuhnya yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT.

Ulama LDII menggunakan Al-Qur'an dan al-Hadis sebagai sumber hukum mereka. Mereka juga menggunakan ilmu nahwu shorof, badi', ma'ani, bayan, mantel, balaghoh, usul fiqih, mustholahu-hadis, dan sebagainya untuk memahami Al-Qur'an dan al-Hadis.

Para mubaligh dan mubalighoh harus memiliki kemampuan seperti ilmu balaghoh, ilmu asbabun Nuzul, ilmu qiraat, ilmu tajwid, ilmu wujuh wan nadzair, ilmu ghoribil Qur'an, ilmu ma'rifatul muhkam wal mutasyabih, ilmu tanasubi ayatil Qur'an, ilmu amisalil Qur'an, dan ilmu kalam untuk memahami arti dan maksud dari ayat-ayat Alquran di LDII. Ilmu Kalam, juga disebut ilmu Ushuluddin atau ilmu teologi ketuhanan, membahas prinsip-prinsip dasar Islam seperti wujud Allah, kerasulan Muhammad, Al-Qur'an, surga, dan neraka, antara lain.

Menurut saya LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) tampaknya berupaya menjalankan fungsinya sebagai organisasi dakwah Islam yang berpegang pada ajaran Sunni dan Ahli Sunnah Wal Jamaah. Visi misi organisasi ini menunjukkan komitmennya untuk membangun masyarakat yang bermartabat dan beradab, yang berbasis pada keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ini selaras dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pembinaan umat dan peningkatan kualitas hidup.

Pendekatan LDII yang menggunakan berbagai disiplin ilmu Islam, seperti ilmu nahwu shorof, balaghoh, ushul fiqih, dan sebagainya, menunjukkan keseriusan dalam memahami Al-Qur'an dan hadis secara mendalam dan sistematis. Selain itu, persyaratan bagi para mubaligh dan mubalighoh untuk menguasai berbagai cabang ilmu seperti ilmu asbabun nuzul (sejarah turunnya ayat), ilmu qira'at (variasi bacaan Al-Qur'an), dan ilmu kalam (teologi Islam) mencerminkan dedikasi mereka untuk menyampaikan dakwah dengan landasan ilmiah yang kuat.

Di sisi lain, meskipun tujuan LDII ini positif, efektivitasnya dalam menyebarkan dakwah dan interaksi dengan komunitas lain bergantung pada kemampuan organisasi ini untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dan menjelaskan perbedaan yang mungkin ada dalam praktik atau pandangan mereka. Hal ini penting agar dakwah LDII tidak hanya relevan secara internal, tetapi juga dapat diterima secara luas oleh masyarakat Islam dan non-Islam lainnya, baik di Indonesia maupun internasional.

Secara keseluruhan, LDII tampaknya berusaha memadukan ajaran Islam klasik dengan kebutuhan modern, meskipun akan sangat penting bagi mereka untuk tetap terbuka terhadap dialog lintas organisasi Islam lainnya untuk memperkuat dakwah dan harmoni dalam keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline