Lihat ke Halaman Asli

RCTI, Ada Apa dengan Kamu?

Diperbarui: 30 September 2015   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kita baru saja di suguhi tontonan apik di perhelatan Ulang Tahun RCTI Oke, ke 26.

Secara keseluruhan, acaranya tetap oke, tapi yang tidak oke juga ada.
Yang saya heran, justru di jam 'prime time' akhir-akhir ini malah siarannya jeblok.

Banyak siaran tayang ulang, Oke'lah Sinetron 'Preman Pensiun' dikatakan dalam rangka mengenang alm tokoh sentral Kang Bahar (Kang Didi Petet) it's oke. yang lain, Anak Indonesia sempat beberapa episode tayang ulang, TOP Tukang Ojek Pengkolan tiap episode yang separo tayang ulang.

RCTI , ada apa dengan kamu?
Kuis di T.O.P. kalau kita jeli mengamati jalannya acara Kuis yang katanya siaran langsung, (dibawah logo ada tulisan "Langsung") kelihatan banget itu tayangan reka yasa.

Di acara Kuis tersebut, nyaris tidak ada kesalahan, selalu lancar-lancar saja, dari sebutkan pass word, jawaban, sebutkan nama dan alamat, sangat singkat, sangat terasa diburu waktu.
Yang paling aneh, waktu penelpon ditanya nama dan alamat, tidak pakai jeda sedikitpun, (jeda waktu untuk nulis nama dan alamat) langsung tampil benar 'nama dan alamat' disini menurut pengamatan saya, siaran kuis itu sudah disetting terlebih dahulu.
Lalu, gunanya ditampilkan nomer telpon yg harus dihubungi itu apa?

Oke , kalau mungkin saya yang salah dalam pengamatan, disini saya mengatakan "salut" kepada RCTI yang punya karyawan di bagian IT sangat cangih kecepatan kerjanya, karena bisa menampilkan nama dan alamat penelpon peserta kuis dengan kecepatan super cepat, begitu selesai sebut nama dan alamat, langsung tampil tanpa butuh waktu untuk menulis. (langsung Cling) nampak dilayar.
Dan lagi, sekian banyak penelpon kuis, seperti robot tanpa emosi, kalau saya dapat uang hadiah 2.000.000,- pasti teriak kegirangan, lhakok mereka seperti tidak punya emosi dan tanpa ekspresi.
Disini kelihatan tidak wajar.

Ah ... semoga saya yang salah. Kalau saya yang salah, saya minta maaf.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline