Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, cerita rakyat sebagai warisan budaya yang kaya akan nilai moral dan sosial menjadi salah satu aspek penting dalam membentuk karakter anak. Namun, dengan hadirnya media digital dan berbagai bentuk hiburan modern, cerita rakyat sering kali terabaikan atau bahkan terlupakan. Padahal, cerita rakyat memiliki potensi besar dalam mendidik anak, baik dalam membangun kecerdasan emosional, sosial, maupun moral.
Di era digital ini, di mana anak-anak lebih sering terpapar dengan gadget dan media sosial, peran orang tua dan pendidik menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara perkembangan teknologi dan pembentukan karakter anak. Artikel ini akan mengulas bagaimana cerita rakyat dapat memberikan pengaruh positif dalam membentuk karakter anak, serta bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk mengenalkan cerita rakyat pada generasi muda.
Pertama Cerita Rakyat sebagai wadah pengajaran nilai-nilai kehidupan. Mengapa cerita rakyat dapat dikatakan sebagai wadah pengajaran nilai-nilai kehidupan? Karena cerita rakyat adalah kisah yang diwariskan turun-temurun secara lisan atau tertulis, yang biasanya mengandung nilai moral, etika, dan kebijaksanaan lokal. Cerita ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai alat pendidikan. Melalui tokoh-tokoh dalam cerita rakyat, anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, kejujuran, kerja keras, keberanian, serta pentingnya tolong-menolong.
Misalnya, dalam cerita rakyat seperti "Malin Kundang" yang berasal dari Sumatra, anak-anak diajarkan tentang nilai kesetiaan kepada orang tua dan pentingnya menghormati keluarga supaya tidak menjadi anak yang durhaka kepada orang tua. Selain cerita rakyat Malin Kundang didalam cerita "Si Kancil" yang terkenal di Indonesia juga banyak mengajarkan nilai-nilai karakter pada anak yang dimana anak-anak dapat belajar tentang kecerdikan dan cara-cara menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Karakter-karakter yang ada dalam cerita rakyat memberikan contoh konkret serta nyata tentang bagaimana menghadapi situasi hidup dan pilihan moral yang tepat.
Nah untuk itu berikut ini ada beberapa Peran Cerita Rakyat dalam Pembentukan Karakter Anak :
1. Mengajarkan Nilai Moral dan Etika
Cerita rakyat sering kali menyampaikan pesan moral yang dalam, yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, cerita rakyat seperti "Bawang Merah dan Bawang Putih" mengajarkan nilai kebaikan, kejujuran, serta pentingnya keikhlasan hati dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam cerita ini, Bawang Merah memiliki karakter yang licik dan tidak jujur yang pada akhirnya mendapat hukuman yang setimpal atas berbuatanya, sementara Bawang Putih memiliki karakter yang baik hati dan sabar sehingga mendapatkan balasan yang baik juga atas berbuatanya. Dengan mendengarkan cerita-cerita ini, diharapkan anak-anak dapat belajar membedakan antara perbuatan yang baik dan buruk, serta belajar untuk memilih jalan hidup yang penuh dengan nilai-nilai positif.
2. Membangun Empati dan Kepedulian Sosial
Cerita rakyat sering kali menghadirkan tokoh yang harus menghadapi tantangan atau kesulitan hidup. Anak-anak yang mendengarkan cerita-cerita ini dapat merasakan empati terhadap tokoh-tokoh tersebut. Misalnya, dalam cerita "Timun Mas", anak-anak dapat belajar tentang keberanian dan keinginan untuk membela diri dan orang lain dari kekuatan jahat. Mereka juga diajarkan tentang rasa tanggung jawab dan pentingnya membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Selain itu, cerita rakyat juga sering menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan sesamanya. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai nilai-nilai gotong royong yang sangat kuat dalam kebudayaan Indonesia.
3. Mengajarkan Kecerdasan Emosional dan Sosial
Cerita rakyat juga memiliki kemampuan untuk membantu anak-anak memahami emosi mereka, seperti rasa takut, cemas, marah, atau senang. Dalam cerita seperti "Legendaris Cinta Roro Jonggrang", anak-anak belajar tentang pengorbanan dan cinta yang tulus, meskipun penuh dengan konflik. Cerita "Legendaris Cinta Roro Jonggrang" ini juga mengajarkan anak-anak untuk dapat mengelola perasaan dan berinteraksi secara baik dengan orang lain. Di sisi lain, cerita rakyat juga mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik, kesabaran, dan toleransi. Misalnya, cerita rakyat dari Bali yang mengisahkan tentang dua kelompok masyarakat yang berseteru namun pada akhirnya berdamai berkat sikap saling mengerti satu sama lain. Dalam konteks ini, cerita rakyat bisa menjadi media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai sosial dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai.