Lihat ke Halaman Asli

Kepada Tuhan yang Tidak Pernah Adil Apalagi Bijak

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1349534075199701532

[caption id="attachment_210070" align="aligncenter" width="300" caption="image >>> fineartamerica.com"][/caption] Aku mencoba berdialog dengan luka, Tertawa dengan perih, aah… setiap ruam-ruam hati terasa mengejang, sakit! Aku mencoba memahami dan tersenyum menikmati setiap tarikannya di setiap pembuluh darahku. Mungkin aku sudah terlalu lelah membenci setiap guratan parut berdarah dihidupku, aku sudah bosan teriakkan muak pada setiap infeksi bernanah di salur-salur hatiku. Aku akan mencoba menempatkan diriku menjadi temannya. Tersenyum ramah pada mereka, karena mereka terlihat betah tinggal dalam jiwaku. Lelahku membuatku jengah hanya bercermin pada diri sendiri, kulayangkan mata ejaku pada ranah-ranah jiwa lain. Aaahh.. aku melihat banyak warna dalam jiwa manusia, Ada yang kusam bahkan sangat kusam, ada yang berwarna jingga indah (sebetulnya) hanya sayang tertutup tumpukan debu cerita hidup yang belum sempat dibersihkan atau sengaja dibiarkan menumpuk oleh sang pemilik jiwa, hahahaha pemilik jiwa??? Siapa pemilik jiwa sesungguhnya??? Jiwaku?? Apakah milikku??? BUKAN!! Jiwaku milik Sang Maestro Agung, DIA hanya titipkan napas dan detak dalam raga yang DIA ciptakan. Aku total hasil karya DIA, artinya aku total milik DIA. Jika aku milikNya.. maka apakah hak ku mengutuki hidup?? Semua hanya pinjam. Hanya pinjam kataku. Jika jiwaku milikNya.. maka apakah hak ku ingin pisahkan raga dari jiwaku??? Tak ada alasan untuk teriakkan ketidak adilan dalam jiwa, tak ada alasan untuk teriakkan sembilu dalam ruam rasa. Akhirnya aku hanya berusaha bertahan dan sabar dengan semua keikhlasan (keikhlasan?? Really? :P ) Aku hanya mencoba mengobati luka dengan luka.. Mencoba bercanda dengan semua pesakitan dalam jiwa. Aaah… apa ini bait-bait kemarahan yang aku balut dengan kerapuhan. Agar Tuhan membaca setiap aksaraku dan DIA menjadi iba?? Hahahahahaha… bukankah tanpa merajuk DIA sudah mengerti mauku?? Bukankah sebelum terucap DIA sudah melihat setiap kecewaku??? Jauh sebelum aku teriakkan MENGAPA… DIA sudah tersenyum manis melihatku seperti bayi yang baru belajar merangkak, padahal usiaku sudah seharusnya mampu berselancar di pantai kuta. Aku sibuk mempertanyakan Tuhan, Mempertanyakan tentang semua kebijakanNya. Mempertanyakan tentang semua hak ku. Aku tidak minta diciptakan Tuhan! TIDAK!! Bagaimana mungkin aku minta diciptakan?? Sedang hidup itu seperti apa aku tidak tau! Hahahahahahahhaa…. Taukah KAU Tuhan??? Aku sibuk mencari jalan… Jalan damai istilahku… Jalan sunyi mauku… Belajar tentang ragam filosofi.. Berguru pada setiap kaum bijak… Melatih diri menahan setiap luka! (bukan mengobati luka Tuhanku… bukan! Aku hanya berusaha bertahan dalam luka) Aku berusaha lewati jejak-jejak tersulit dalam sebuah proses penemuan bahagiaku. Mencari semua keajaiban dari kekuatan alam.. Melarung ribuan kebebasan demi jejak bahagiaku… Semua sudah kulakukan! Tapi semua tetap membeku! Dan TUHAN seakan tak bergeming! Tak bergeming! DIA hanya terlihat tersenyum tanpa kemarahan, sekali lagi kulihat DIA hanya melihatku serupa bayi kecil yang tak mampu melakukan apapun. Lalu dengan lembutnya DIA sentuh bahuku… Ya.. ya… aku cemberut secemberut-cemberutnya saat DIA dengan senyum sok cinta NYA (bagiku) memapahku perlahan. Hai sayangKu.. (kataNya L aku tetap cemberut :( ) Lelah??? (aku tetap cemberut :(  kenapa masih Tanya?? :( ) Mengapa masih Tanya??? bukankah Hak KU bertanya pada milikKU sendiri?? (iya dech :( ) Bagus! (tuh, kan jadi seperti Pak Tino sidin :( ) Mengapa kau sibuk dengan ribuan cara sembuhkan luka?? Bukankah kau harusnya tau, Aku tabib dari segala tabib?? Mengapa kau sibuk mencari jalan setapak demi setapak hingga luka semua lutut dan kakimu?? Kau berdarah, kau pasti sakit… (ya iya lhaaaa :( pake banget :( ) Bukankah kau tau AKU kompas yang kau butuhkan??? (tau sich sebenarnya :( ) Mengapa kau sibuk mencari jalan lain??? (yaa… kali-kali aja gituuu :( ) Lalu kau teriakkan ketidak adilan padaKU?? (hmmm…. :( ) Bagaimana tidak adil??? Kau tidak pernah bertanya… Ruang doamu sudah lama kosong, kau hanya sesekali datang untuk meruntuk semua kebijakanKU.. Kau terlalu sibuk, sibuk dengan banyak hal, justru AKU kau abaikan… kau sibuk dengan lukamu, sebenarnya ramuan penyembuh tinggal aku oleskan dengan cintaKU. Tapi kau yang tak angkuh tak mau melihat. Apakah aku berhak marah dengan semua lakumu?? (hikz…. Iya sich :'( ) I love u Jingga…. Pulang dalam pangkuan doa-doamu.. Ini AKU… AKU ada, dan selalu ada untuk mendengarkanmu… I love u too my GOD (maluuuuuu :( :)  )

********

**********

1330081616427711249

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline