Lihat ke Halaman Asli

Anak Lahir Prematur, Ini yang Harus Ibu Lakukan

Diperbarui: 20 November 2018   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki seorang anak yang lahir prematur bukanlah perkara mudah. Saya memiiki anak laki-laki yang kini usianya 6 tahun. Dia lahir prematur di usia kandungan kurang dari 36 minggu, dengan kondisi jantung dan paru-paranya yang belum matang.

Anak laki-laki saya harus terpisah dari ibunya ini sejak dia dilahirkan secara sesar. Bedah sesar harus saya lakukan secepatnya, karena kondisi bayi di dalam kandungan sudah menurun. Satu minggu sebelum melahirkan, kondisi saya juga sudah lemas, kesakitan, dan saat kontrol, bayi harus segera dilahirkan. 

Jujur, saat anak lahir prematur dengan kondisi jantung dan paru-paru belum matang, membuat saya deg-degan dan bingung. Saya belum siap dan tidak tahu apa yang harus dilakukan? Tapi, dengan support keluarga dan sahabat dekat, membuat saya menjadi kuat dan bisa menjalani semuanya. 

Kondisi anak sejak dalam kandungan memang bermasalah. Di usia kandungan 7 bulan, saya baru tahu, ada penyumbatan plasenta setelah melakukan pemeriksaan USG 4D. Semenjak itu saya melakukan perawatan, sehingga bisa sembuh. Sayangnya takdir anak saya harus lahir prematur. 

Dokumen dari blog saya di www.liswantipertiwi.com

Semenjak anak dinyatakan kondisinya stabil setelah 1 minggu di dalam inkubator dan akhirnya saya bisa membawanya pulang ke rumah. Dan perjalanan pun baru dimulai.

Saya sadar betul 1000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi salah satu fase dari periode emas bagi tumbuh kembang seorang anak. Karena di fase ini, nutrisi diterima oleh bayi sejak dalam kandungan yang bisa berdampak jangka panjang terhadap kehidupan anak.

Sayangnya, pada kehamilan saya yang kedua ini, sedikit bermasalah, sampai terjadi penyumbatan pada plasenta. Akhirnya apa yang ditakutkan saya sebagai seorang ibu terjadi, yakni anak lahir prematur.

Merawat anak yag terlahir prematur memang tidaklah mudah. Apalagi anak prematur memiliki tantangan kesehatan, mulai dari gangguan pernafasan, peningkatan risiko infeksi dan peningkatan risiko mengalami penyakit tidak menular atau non communicable diseases (NDS) seperti hipertensi dan diabetes di kemudian hari atau masalah kesehatan lainnya.

Pada Sabtu, 17 November 2018 lalu, saya mengikuti Bicara Gizi tentang bayi prematur, yang memang banyak ilmu penting yang bisa didapatkan, mengingat anak saat ini masih dalam masa tumbuh kembang. Acara bicara gizi yang berlangsung di Ocha & Bella Jakarta, dihadirkan dalam rangka Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada 17 November.

Acara ini mengangkat tema World Prematurity Day, Dukung Si Kecil yangLahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal. Perlu diketahui, bahwa di seluruh dunia, sejumlah 15 juta bayi terlahir prematur per tahunnya dan angka ini terus bertambah. Dan Indonesia menempati peringkat ke 5 kelahiran prematur tertiggi di dunia, dengan angka kejadian 15,5% (Blencowe, et al. 2012; Liu,et aal. 2012). 

(dok. pribadi)

Ibu yang memiliki anak prematur tetap harus tenang dan jangan panik, supaya anak juga tenang. Seperti saat anak saya di dalam inkubator, dia begitu tenang, dan saya terus bersemangat memberikan ASI. Sehingga pemulihannya sangat cepat sekali.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline