Lihat ke Halaman Asli

Sisisudut.co

Pencarian Pencerahan Pembebasan

Propaganda yang Menghancurkan Keluarga

Diperbarui: 16 Oktober 2023   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pri

Setelah kami selesai makan malam, menyantap hidangan yang sama-sama baru kami rasakan untuk pertama kalinya. Bung afdar bercerita banyak mengenai kehidupan tapak di Kolaka, sebuah wilayah di Sulawesi Tenggara yang katanya hanya memiliki satu lift di kabupaten tersebut. Tempatnya pun berada didalam rumah sakit. Jadi ia terheran-heran, dengan jakarta yang disetiap sudutnya menawarkan segala hiruk pikuk yang akrab kita dengar dengan kata "moderen" itu.

Dalam perbincangan panjan itu bung afdar banyak bercerita, bahwa diwilayah yang berjuluk negri anggrek ini, masih sangat banyak terjadik konflik agraria. Wilayah adat banyak direngut dan dipaksa diambil alih kepemilikanya oleh pemerintah. Bahkan sempat ada kasus yang menjerat kepala daerah yang menjual salah satu pulau kepada  investor yang tidak jelas kepentinganya.

Disela-sela obrolan itu, ada secuil cerita yang memperkuat dugaan saya selama ini tentang konflik agraria. Beberapa cerita yang pernah saya dengar sebelumnya bahwa keluarga para aktivis yang memperjuangkan keadilan agraria memiliki resiko perceraian yang cukup tinggi. Ini mengafirmasi asumsi awal saya bahwa konflik agraria memiliki pengaruh besar terhadap ketahan keluarga, utamanya bagi para aktivis.

Saya terheran-heran dengan apa yang dikatakan oleh bung afdar. Para invertor melakukan berbagai macam cara untuk memperlancar jalan mendirikan tambang disana. Bukan hanya intimidasi dan aksi represfi yang dilakukan, keharmonisan keluarga menjadi sasaran propaganda untuk mematikan gerakan rakyat dalam mempertahankan tanah mereka, tanah nenek moyang yang telah memberi penghidupan selama ini.

Memang kelompok sosial tercelil dalam masyarakat ini menjadi basis kekuatan dan keteguhan masyarakat dalam melakukan sebuah gerakan. Dari keluargalah basis nilai dan kepentingan kemanusiaan itu tumbuh dan berkembang. Apabila keluarga mengalami kegoncangan, maka tergoncang pula keyakinan dan nilai yang ada pada diri seseorang.

Dari sini saya tersadarkan, betapa berat kehidupan masyarakat luar sana yang sedang mengalami konflik-konflik agraria. Saya rasa propaganda yang bertujuan untuk menghancurkan keluarga lebih menyakitkan dibanding dengan kehilangan harta benda yang dimiliki. Sebuah keluarga yang hancur maka hancur pula sebuah cita-cita, harapan, masa depan dan kesejahteraan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline