Lihat ke Halaman Asli

Guci Pilihan Jamban Keluarga

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc. Kel 10 FKM Unhalu

Dengan meningkatnya pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan, menimbulkan pengertian pula bahwa untuk dapat hidup sehat, banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan, yang satu dengan lainnya saling berkaitan, yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan, yaitu jamban keluarga (Ramadhan Tosepu,2010.

Jamban merupakan hal yang paling penting dan harus ada bahkan di tempat-tempat umum. Kecamatan Kolono Desa Waworano (Sultra) merupakan desa pilihan FKM Unhalu untuk melakukan PBL 1 bagi mahasiswa angkatan 2010 kelompok 10. Pengalaman Belajar Lapangan yang pertama ini adalah untuk melakukan pendataan, observasi atau kunjungan di setiap rumah warga, menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Menjelang berakhirnya PBL1 dilaksanakanlah brainstorming untuk menemukan titik solusi bersama warga setempat.

ketika melakukan observasi jamban di setiap rumah warga, disimpulkan bahwa73,5% menggunakan tipe cempelung, 22,5% menggunakan tipe leher angsa, dan 4,2% lainnya. Yang lainnya disini meliputi di buang ke sungai dan wester (WC terbang). Sungguh ironis ketika masih terdapat warga yang menggunakan waster padahal untuk membangun jamban tipe cempelung relative murah.

Warga desa Waworano ini memiliki keunikan, ketika dijumpai jamban keluarganya menggunakan tipe cempelung. Namun, yang anehnya dari GUCI, umumnya guci model seperti itu digunakan sebagai penampung air atau penampung beras, tetapi beralih fungsi menjadi tipe jamban cempelung. Menurut Soemardji jamban keluarga yang dimaksud ialah jamban yang dimiliki oleh keluarga dan digunakan oleh seluruh anggota keluarga untuk membuang tinja atau feces manusia. Berangkat dari pengertian ini, timbul pertanyaan.. Apakah Guci itu mampu menopang dari jumlah angggota keluarga yang menggunakan??

(Wallahu Alam.. Semoga tak Runtuh ketika mereka sedang menggunakannya, akan berbeda cerita jika iyyah)…

Seharusnya warga memikirkan bagaimana membuat jamban yang relative murah dan dapat dijangkau, namun harus memenuhi syarat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline