Lihat ke Halaman Asli

Quis 10, Audit Database dan Storage

Diperbarui: 15 Mei 2023   00:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Alur Auditing (a) Insert, (b) Update, (c) Delete, Jurnal Implementasi Database Auditing dengan Memanfaatkan Sinkronisasi DBMS

Audit database adalah proses yang melibatkan pemantauan, analisis, dan pencatatan kegiatan yang terjadi dalam sebuah sistem atau database. Tujuan dari audit database adalah untuk memastikan keamanan, integritas, dan keandalan data yang disimpan di dalam database.

Audit database melibatkan pemeriksaan kegiatan seperti pembuatan, modifikasi, atau penghapusan data, serta aktivitas pengguna yang terlibat dalam database. Hal ini meliputi pemantauan akses pengguna, pelacakan perubahan data, dan pemeriksaan kepatuhan terhadap kebijakan dan aturan yang ditetapkan.

Dalam proses audit database, biasanya digunakan alat dan teknologi khusus yang dapat merekam log aktivitas, menganalisis pola akses, dan memberikan laporan yang berguna bagi administrator atau auditor. Informasi yang dikumpulkan selama audit database dapat digunakan untuk melacak pelanggaran keamanan, mengidentifikasi kesalahan atau masalah dalam sistem, serta mendeteksi aktivitas yang mencurigakan atau tidak sah.

Dengan melakukan audit database secara rutin, organisasi dapat memastikan bahwa data mereka terlindungi dengan baik, terhindar dari penyalahgunaan, dan memenuhi persyaratan kepatuhan yang berlaku. Audit database juga membantu meningkatkan keandalan dan kinerja sistem database, serta memberikan informasi berharga untuk meningkatkan pengelolaan dan kebijakan keamanan data.

Definisi basis data (database) sangatlah bervariasi. Basis data dapat dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Menurut Conolly and Carolyn (2002), basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan, yang dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

Database di komputer biasanya ditangani oleh bagian khusus dari perangkat lunak yang disebut Database Management Sistem (DBMS) yang juga digunakan untuk memanipulasi suatu basis data. Connoly and Begg (2002) menyatakan bahwa Database Management System (DBMS) merupakan paket perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, dan memelihara database, serta menyediakan akses terkontrol terhadap database. Adapun dua fungsi utama DBMS adalah untuk memandu pemakai memanipulasi basis data dan melindungi basis data dari pemakai juga. Relational Database Management System (RDBMS) adalah perangkat lunak untuk membuat basis data relasional dan menyaring informasi didalamnya. (William, 1994).

Sinkronisasi basis data adalah prosedur yang berusaha menjaga konsistensi data yang disimpan di satu server basis data dengan data yang disimpan di server basis data lainnya. Database sinkronisasi memiliki fungsi penyalinan data (copying), yang menyimpan data dalam database tabel, baik secara reguler maupun real-time. Adanya database fungsi asinkronisasi memungkinkan data dapat diupdate secara real-time atau secara berkala pada database yang sedang disinkronkan. Dalam sistem manajemen basis data, fungsi sinkronisasi ini merupakan fondasi untuk replikasi (Sistem Manajemen Basis Data)

Sinkronisasi, yang merupakan bagian dari replikasi database, adalah mekanisme untuk mendistribusikan dan mereplikasi data antar database untuk memastikan konsistensi data. Fungsi sinkronisasi memungkinkan data didistribusikan ke beberapa host di seluruh jaringan komputer secara teratur atau real time, tergantung rentang waktunya. Sinkronisasi Basis data dapat membantu aplikasi bisnis berjalan dengan lancar, serta menyebarkan data untuk berbagai tujuan, seperti meningkatkan kinerja transaksi komersial, sistem pengambilan keputusan, atau memproses sistem terdistribusi melalui beberapa server

Database auditing dapat menjadi komponen penting dalam keamanan basis data dan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah. Database Administrator perlu lebih waspada dalam teknik yang digunakan untuk melindungi data perusahaan, serta memantau dan memastikan bahwa perlindungan yang memadai terhadap data tersedia. Pada tingkat tinggi, database auditing merupakan fasilitas untuk melacak otoritas dan penggunaan sumber daya database. Ketika fungsi auditing diaktifkan, setiap operasi database yang diaudit menghasilkan jejak audit dari perubahan informasi yang dilakukan. Sinkronisasi database adalah bentuk dari replikasi, yang merupakan proses untuk memastikan setiap salinan data pada database berisi objek dan data yang serupa. Sinkronisasi database dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan, salah satunya membangun auditing untuk mencatat setiap aktivitas yang terjadi pada database. Jejak audit dari operasi database yang dihasilkan, memungkinkan DBA (Database Administrator) memelihara audit trails dari waktu ke waktu, untuk melakukan analisis tentang pola akses dan modifikasi terhadap data pada DBMS (Database Management System).

  • Berikut adalah contoh kasus audit database:

Audit Keamanan Database: Seorang auditor melakukan audit keamanan database untuk memastikan bahwa pengaturan keamanan yang tepat telah diterapkan. Auditor akan memeriksa izin akses pengguna, kontrol kata sandi, enkripsi data, dan langkah-langkah keamanan lainnya. Tujuan audit ini adalah untuk mengidentifikasi potensi kerentanan keamanan dan mencegah akses yang tidak sah ke data sensitif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline