[caption id="attachment_206299" align="alignleft" width="300" caption="*dok: Komunitas Indonesia MINI Club"][/caption] Deruan mobil MINI menggemuruh di halaman salah satu restoran di kawasan SCBD. Maklum, tempat itu sering menjadi persinggahan para penggila MINI Cooper untuk bersosialisasi. Kebetulan, si pemilik restoran Freggy Y Effendy atau akrab dipanggil Eggy, merupakan salah seorang anggota di komunitas MINI Club yang bergabung setahun lalu. "Saya suka Mini ini sejak awal sekolah di Australia. Modelnya unik dan ada juga teman yang punya," ujar pria yang memiliki Mini Cooper Hatchback R56 sejak tahun 2011 lalu. Ia membeli mobil sehargaRp 650 juta ini karena orisinalitasnya paling menonjol. "Dulu waktu sekolah pernah minta dibelikan orang tua, tapi gak dikasih, akhirnya saya menabung demi Mini Cooper ini," tuturnya. Kecintaannya terhadap mobil mini ini tak hanya sekedar mobilnya saja, namun ia senang memodifikasi si Mini. Mulai dari Velg ban SSR tipe C ring 18, Rem willwood 4 pot, intercooler, hingga sistem knalpot Milltek telah ia dandani pada Mini Cooper-nya. Dalam setahun pun, ia telah mengocek kantong hingga Rp 130 juta agar Mini Coopernya tampil prima. Berbeda dengan Eggy, Ernaldi Kapusin telah jatuh cinta pandangan pertama pada Mini Cooper sejak menonton film The Italian Job yang dirilis tahun 2003. Film yang disutradarai F. Gary Gray, dan dibintangi oleh Mark Wahlberg dan Charlize Theron ini memang menonjolkan aksi terjang tiga mobil Mini Cooper S 2002 di lorong-lorong sempit. Dari film itulah, ia berambisi memiliki mobil mini nan gesit itu. Ambisi sang dokter ini pun akhirnya terpenuhi pada tahun 2007 dengan membeli Mini Cooper Hatchback senilai Rp 575 juta, yang kini menemaninya sehari-hari setiap beraktivitas kerja dan bepergian. Mobil Mini Cooper ini juga cukup sering di-'dandani' dengan body kit John Cooper Work (JCW) sekitar Rp 23 hingga Rp 25 juta , Velg Ban Hamman sekitar Rp 15 juta, sistem intake dan exhause seharga Rp 6 juta, dan suspensi JCW edisi 1st Anniversary sekitar 18 juta. Meski demikian, Ernaldi mengaku tak terlalu sering memodifikasi mobilnya. "Biasanya setahun hanya sekali saja, yang penting nyaman dan menancap gas di jalan lebih stabil," ujar dr Ernaldi. Baginya, mengendarai Mini Cooper seperti bermain gokart di jalan raya. Kecintaan Ernaldi dan kegemaran Eggy memodifikasi Mini Cooper mempertemukan mereka dengan para pecinta Mini dalam komunitas Indonesia MINI Club. Meski baru berumur setahun, sejak September 2011, komunitas ini terdiri dari anggota MINI dari Bandung dan Surabaya. Ketua Komunitas Indonesia MINI Club Eddy Purwanto kepada KONTAN, menyatakan komunitas ini terbentuk untuk mempererat sesama orang pecinta MINI. "Jadi kalau bertemu di jalan bisa saling sapa, tidak cuek satu sama lain," ujarnya. Hingga kini, total anggota yang tergabung dalam komunitas ini sekitar 87 orang. Meski tidak terlalu besar seperti komunitas lainnya, MINI Club cukup intens melakukan pertemuan dan touring. Menurut Eddy, ada beberapa tempat mereka berkumpul, seperti di SCBD, Pantai Indah Kapuk, atau Area Panahan di Senayan. "Awal Juni lalu, kita sempat city touring ke Bandung, salah satunya ke Petersaysdenim, disitu tak hanya pecinta MINI dari Jakarta, tapi kita juga silahturahmih dengan MINI yang ada di Bandung dan beberapa yang di Surabaya," jelasnya. Edy Purwanto sendiri telah mengendarai MINI Coopernya sehari-hari sejak tahun 2010. "Mini Cooper itu unik. Kecil tapi bertenaga," ujarnya. Bagi Eddy dan teman-temannya, komunitas ini tak hanya sekedar untuk saling kenal, tapi juga bisa berbagi jaringan bisnis lebih luas. Maklum, para anggotanya sebagian besar sudah bekerja dan ada yang mempunyai usaha sendiri, seperti salon mobil, bisnis modifikasi ban, pengusaha restoran, hingga para ekspaktriat. Adapun anggotanya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Mengintip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) per September 2012, penjualan Mini di Indonesia baru mencapai 259 unit atau melesat naik menjadi 600% dari total penjualan tahun 2011. Menurut Corporate Communication PT BMW Indonesia Helena Abidin, peningkatan yang luar biasa itu disebabkan karena tahun lalu BMW baru mengirim MINI sejak November 2011. Ia mengaku cukup kaget dengan respon penggemar Mini yang luar biasa di Indonesia dan penjualannya lebih besar dibandingkan di Singapura. "Mini ini sebenarnya mobil yang individualistik, mereka (para pemilik) bisa berkreasi dengan Mini dengan karakter yang berbeda-beda, mengikuti emosional si pemilik. Mini ini bisa dibilang seperti teman sendiri, dan dapat berkomunikasi dengan penggunanya," jelas Helena. Ia mencontohkan, sistem teknologi Mini dapat menyapa maupun memberikan instruksi bagi para pemiliknya. Selain itu, jika melihat setiap mobil Mini Cooper tidak ada yang sama persis. Mobil ini, menurutnya, menjadi pilihan baru bagi mereka yang berkarakter ekstrovert (terbuka), bergaya unik dan nyeleneh,dan tidak terbatas untuk tua maupun muda. Ungkapan Helena ada benarnya juga. Elisa, salah satu anggota Indonesia MINI Club ini mendadani mobil Mini Cooper S tahun 2010 dengan lebih feminim. Mobil yang ia beli seken seharga Rp 530 juta ini dimodifikasi dengan menggunakan lambang bendera Inggris "Union Jack"Bendera sebagai atap mobil dan kedua spionnya. Ke depannya, Edy telah merancang draf dan sejumlah acara untuk para anggota di komunitasnya. Selain mengadakan city touring dan pertemuan-pertemuan yang lebih besar, Eddy akan serius membawa komunitas ini menjadi lembaga dan wadah bagi para pecinta Mini Cooper di seluruh Indonesia. Ia merencanakan akan mendirikan satu kantor komunitas ini, agar informasi dan berbagai hal mengenai Mini dapat tersalurkan dengan baik. Suatu saat nanti, ia juga berharap agar dapat membawa komunitasnya ini ke ajang MINI United, acara setiap dua tahun, dimana para pecinta MINI di seluruh dunia berkumpul, mengadakan festival, menjalin pertemanan, dan berkompetisi. "Untuk tahun ini kita belum bisa, semoga dua tahun berikutnya kita sudah bisa memperkenalkan MINI Club dari Indonesia ini," tuturnya. Edy juga terus membuka dan mengajak siapa saja yang ingin bergabung dalam komunitas ini untuk memperluas pertemanan. "Siapa pun bisa, tak harus punya MINI, yang penting suka". [caption id="attachment_206297" align="aligncenter" width="614" caption="*dok: Komunitas Indonesia MINI Club"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H