Pada saat ini siapa yang tak mengenal virus Corona (Covid-19) virus yang sudah sangat banyak menelan korban di Indonesia, tepatnya pada Maret 2020 presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kasus positif Covid-19 di Indonesia yaitu 2 warga dari Depok.
Sejak adanya pengumuman tersebut berbagai kebijakan telah dibuat oleh pemerintah demi mengurangi penyebaran virus tersebut salah satunya work from home (WFH) yang berarti melakukan pekerjaan dari rumah saja, tak hanya itu pemerintah juga membuat kebijakan untuk melakukan sekolah dan perkuliahan secara online kini semua harus dilakuan serba digital melalui aplikasi video call ,chatting dan aplikasi lain yang ditentukan oleh pihak terkait.
Sampai hari ini Sabtu (18/4) sudah sebanyak 6248 kasus dengan 535 orang meninggal, 631 orang sembuh dan 5082 orang dirawat. (sumber:www.covid.go.id).
Hampir semua perguruan tinggi sudah melakukan perkuliahan online yang diharapkan mampu menekan angka penyebaran virus Covid-19. Tak hanya mahasiswa yang sedang mengambil kelas saja sejumlah mahasiswa akhir yang sedang menjalani masa skripsi di berbagai kampus bahkan sangat merasa kesulitan mengerjakan tugas akhir ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang mendera Inonesia ini tak kunjung mereda. Salah satu yang merasakan hal ini adalah Indah Sativa Mulia, mahasiswi Teknik sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.
Indah Sativa Mulia yang merupakan mahasiswi tingkat akhir di Universitas malikussaleh merasa resah dan khawatir dalam menuntaskan skripsinya, pasalnya sejak 15 Maret 2020 Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Malikussaleh telah mengeluarkan Surat edaran No:1/UN45/HM.02/2020 menetapkan bahwa seluruh kegiatan perkuliahan di Unimal dinyatakan non aktif sampai waktu yang belum ditentukan, kegiatan akademik dilakukan secara online (daring) menggunakan fasilitas yang telah disediakan.
Menurut penuturan Indah Sativa Mulia "Sejujurnya saya kecewa , juga merasa khawatir karena skripsi saya dan teman satu tim ini sifatnya penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik sipil, semenjak adanya wabah ini semua penelitian menjadi terhenti. Banyak sekali waktu terbuang yang seharusnya bisa dipergunakan supaya penelitian ini cepat selesai , saya dan teman satu tim sudah bertekad akan wisuda tahun ini tapi keadaan tidak memungkinkan karena wabah ini sangat bahaya bahkan seluruh dunia juga merasakan keresahan tapi daripada itu kesehatan lebih penting".
Tak hanya tentang terhambatnya penelitian yang dilakukan di Laboratorium sejumlah mahasiswa juga merasakan keresahan dalam Pro dan Kontra sistem perkuliahan Online.
Kuliah online atau biasa disebut juga dengan kuliah daring adalah sistem perkuliahan yang dilakukan dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi internet dalam pembelajarannya. Kuliah Online ini dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, mahasiswa juga tidak perlu datang ke kampus seperti biasa untuk menghadiri perkuliahan.
Dosen dapat melaksanakan pembelajaran melalui aplikasi yang cukup mumpuni seperti e-learning kampus, Google classroom, email atau social media lain yang disepakati oleh pihak terkait. Salah satu sosiolog Tya Pamungkas berpendapat bahwa kebijkan kuliah online yang bertujuan menekan penyebaran virus corona dinilai kurang efektif diterapkan di Indonesia, Beliau mengatakan bahwa kuliah online justru membuat mahasiswa terbebani terutama pada mahasiswa dengan akses internet yang terbatas.
Mahasiswa yang merasakan dampak langsung akibat adanya kebijakan perkuliahan online pun turut memberikan pendapatnya.
Ada yang merasa bahwa kebijakan ini baik bagi mahasiswa yang tempat tinggalnya berjauhan dari kampus. "semua ada plus minusnya, plusnya kuliah online bisa cukup dirumah saja, menghemat biaya dan tidak perlu keluar dalam situasi wabah yang berbahaya, kuliah bisa sambil rebahan" kata Arif-Mahasiswa Teknik Sipil Unimal.