Dampak Corona, Pengangguran Bertambah?

Pengangguran adalah fenomena sosial yang berhubungan dengan aspek ketenagakerjaan yang menjadi problem di masyarakat. Sudah banyak usaha yang diupayakan untuk mengatasi masalah ini, tetapi belum juga teratasi. Pengangguran tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan hampir di semua negara. 

Ada yang mengartikan bahwa pengangguran merupakan orang dewasa yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan secara formal dan tidak mendapatkan penghasilan.Salah satu faktor dasar yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran yaitu kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan kerja. 

Terlebih lagi terdapat corona yang menyebabkan banyak orang di phk kantornya. Pengangguran di Indonesia menjadi semakin banyak. Lapangan pekerjaan yang tersedia semakin sedikit bahkan banyak yang ditutup sebab, kegiatan ekonomi banyak yang berhenti akibat dilakukan pembatasan sosial untuk menekan persebaran virus.

Lalu akan menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaannya. Dan akan sulit mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengangguran mengakibatkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial. Sehingga apabila jumlah pengangguran banyak, pasti akan timbul kekacauan sosial, jumlah gelandangan meningkatkan dan potensi kriminal semakin tinggi.

Pengangguran merupakan masalah besar yang harus segera diatasi jika tidak juga dapat menyebabkan runtuhnya ekonomi. Salah satunya dengan memperbaiki kondisi lapangan pekerjaan. Dengan cara membuat wirausaha dirumah saja dan merekrut sedikit orang tetapi tetap mengikuti peraturan pemerintah dengan jaga jarak,menggunakan masker,dan mencuci tangan. Lalu hasilnya dapat dijual secara online sangat mudah bukan?

Pemerintah pun juga sudah memberi bantuan dengan cara memberi sembako dan sejumlah uang untuk penduduk yang telah kena phk. Pemerintah memang harus gerak cepat dalam kondisi seperti ini agar semuanya dapat berjalan dengan baik. Masyarakat juga harus selalu mengikuti aturan pemerintah. Setelah corona selesai pasti ekonomi sudah membaik.