Lihat ke Halaman Asli

Cindy Maulidina Safera

Mahsiswa 23107030067 UIN Sunan Kalijaga

Bahaya! Dampak Janji Palsu pada Psikologi Anak di Masa Depan

Diperbarui: 13 Juni 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar| www.ocregister.com


"Kalau jadi juara kelas, kamu mama belikan sepeda."
"Kalau kamu tidak rewel, nanti mama belikan mainan."

Siapa yang waktu kecil sering diberi janji manis orang tua? Coba diingat ingat apakah janji tersebut lebih sering ditepati atau diingkari.
 
Janji adalah komitmen atau kesepakatan yang dibuat oleh seseorang kepada orang lain. Dalam konteks keluarga, orang tua sering kali membuat janji kepada anak-anak mereka dengan maksud untuk memberikan motivasi atau menjanjikan sesuatu yang baik. Namun, ketika janji-janji tersebut tidak ditepati, dampaknya bisa sangat merugikan, terutama bagi perkembangan pola pikir anak di masa depan.

Beberapa orang tua bahkan berpikiran; "Ini hanya janji kecil, anak saya akan melupakannya." Tapi, tahukah Anda bahwa janji yang tak terpenuhi bisa meninggalkan jejak mendalam dalam hati dan pikiran anak?

Berikit adalah sekian dari banyaknya dampak janji palsu terhadap masa depan anak:

1. Dampak Psikologis Janji Palsu

Kehilangan Kepercayaan
Anak yang sering menerima janji palsu dari orang tua mereka dapat kehilangan kepercayaan, tidak hanya kepada orang tua mereka tetapi juga kepada orang lain di sekitar mereka. Kepercayaan adalah fondasi penting dalam hubungan sosial, dan kehilangan kepercayaan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa dewasa.

Menjadi people pleasure
Pemberian janji palsu dapat berdampak negatif dan sering kali terkait dengan kecenderungan people-pleasing. Ketika seseorang memberikan janji palsu demi menyenangkan atau menghindari konflik dengan orang lain, hal ini dapat menimbulkan beberapa konsekuensi serius.

Rasa Kecewa dan Frustrasi
Janji yang tidak ditepati sering kali meninggalkan rasa kecewa dan frustrasi. Anak mungkin merasa bahwa usaha dan harapan mereka sia-sia, yang bisa mengarah pada perasaan rendah diri dan ketidakberdayaan. Ini dapat menghambat motivasi mereka untuk berusaha mencapai tujuan di masa depan.

Pengembangan Pola Pikir Negatif
Anak yang sering kali dikecewakan mungkin mengembangkan pola pikir negatif. Mereka bisa menjadi lebih pesimis dan skeptis terhadap niat baik orang lain. Pola pikir seperti ini bisa menghalangi perkembangan diri dan menurunkan kemampuan anak untuk mengatasi tantangan dengan positif.

2. Dampak pada Pola Pikir dan Perilaku di Masa Depan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline