Lihat ke Halaman Asli

Cindy Dyah Widawati

Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Ekonomi RI Diprediksi Akan Lebih Buruk Dari Krismon 1998, Benarkah Demikian?

Diperbarui: 30 Desember 2020   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.merdeka.com

Adanya pandemi COVID-19 telah membuat perekonomian di Indonesia mengalami resesi sepanjang tahun 2020. Di tahun depan, belum dapat dipastikan akankah perekonomian Indonesia akan mengalami kenaikan atau justru sebaliknya. Kendati demikian, pemerintah berharap pemulihan ekonomi akan membaik secara signifikan di tahun 2021.

Beberapa kalangan pesimis bahwa ekonomi Indonesia akan membaik pada tahun 2021, dan ekonomi Indonesia diprediksi masih akan terus mengalami penurunan. Bahkan, ada juga yang memperkirakan bahwa kinerja ekonomi Indonesia bisa lebih buruk dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi yang dapat menumbuhkan perekonomian di Indonesia pada tahun 2021 mendatang. Airlangga menyebut, strategi yang disiapkan pemerintah ini mulai dari reformasi struktural melalui kemudahan berusaha, pemberian insentif usaha, dukungan UMKM, kepastian berusaha, hingga menciptakan iklim usaha dan investasi yang baik.

Dilansir dari Harianterbit.com, Selasa (29/12/2020) Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan, pada tahun 2021, keadaan ekonomi Indonesia tampaknya akan lebih berantakan. Karena defisit keuangan negara semakin melebar. Apalagi PDB Indonesia merosot. Utang Pemerintah makin membengkak terhadap PDB sudah menyimpang jauh dari norma norma standar.

Sementara itu, Ekonom senior Rizal Ramli memprediksi ekonomi nasional pada tahun depan masih akan mengalami kesulitan. Dia bahkan memperkirakan kinerja ekonomi Indonesia bisa lebih buruk dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998.

Menurutnya, selain faktor eksternal, keterpurukan ekonomi juga tidak lepas dari faktor internal di jajaran kabinet Indonesia Maju. Pangkalnya, kata Rizal Ramli, adalah semrawutnya kebijakan fiskal di bawah komando Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan, ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,4 persen pada tahun 2021. Sementara 2020 menurut dia, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi di level -1,5 persen hingga 2,2 persen. Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4 persen itu akan tercapai bila ditopang oleh efektifitas vaksin dan distribusinya. Bahkan bila berjalan baik, ada kemungkinan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih dari 4,4 persen.

Di tahun depan, pemulihan ekonomi masih terus dilakukan. Pun, sejumlah tantangan masih akan harus dihadapi. Di antaranya tantangan stabilitas kesehatan, banyaknya jumlah pengangguran, dan krisis di sektor usaha, dan sektor riil yang berimbas kepada sektor keuangan.

Menurut Airlangga, sinyal pemulihan ekonomi Indonesia mulai terlihat dari ekspor mulai pulih pada akhir 2020 dan tren ini diharapkan terus terjaga pada tahun 2021. Indonesia telah mendapatkan kembali fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) yang tentunya akan mendorong ekspor Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa kebijakan yang berjalan baik di tahun 2020 patut dilanjutkan terutama dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan kehidupan masyarakat. Sejumlah reformasi struktural yang telah disiapkan pemerintah di tahun ini diperkirakan akan mulai terlihat hasilnya di tahun 2021.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline